29

54 5 0
                                    

             HAPPY READING

Disaat semua orang sedang asik berdansa dan mengobrol, Senja malah memiliki untuk melihat mereka saja. Karena tidak ada kursi yang tersisa, Senja memiliki untuk berdiri dekat kolam renang. Tapi, tiba - tiba saja ada yang menyenggol kaki Senja. Dan Senja pun jatuh ke kolam renang.

Byurrr..

Semua orang pun terkejut melihat Senja yang jatuh ke kolam renang.

"Tol.....longg." ucap Senja terbatah - batah. Karena dia tidak bisa berenang, dia pun perlahan melemas dan tenggelam.

"Senja!." Teriak Langit, dan dia pun langsung menjeburkan dirinya ke kolam renang.

"Dia kenapa? Kok bisa jatuh sih?."

"Kasian banget dia."

"Rasain lo." Gumam Celine seraya tersenyum jahat.

"Senja, senja bangun." Ucap Langit seraya menekan dada Senja agar tersadar.

Dan tak lama kemudian, Mulut Senja mengeluarkan air dan Senja pun tersadar.

"Uhuuk..uhuuk."

"Lo enggak papa kan?." Tanya Langit.
"Aku enggak papa. Tapi, kacamata aku kemana?." Ucap Senja lirih.

Lalu Langit pun melihat ke dasar kolam, dan kacamata Senja ada disana. Langit pun langsung menjeburkan dirinya lagi untuk mengambil kacamata Senja. Dan memakainya pada Senja.

"Lo yang buat dia jatuhkan?." Tanya Naresh seraya menarik Celine.
"Apaan sih? Seenaknya aja lo main nuduh gue!." Balas Celine.
"Enggak usah bohong, gue liat ya lo nendang kaki dia." Ucap Naresh.
"Jangan asal nuduh ya, apa buktinya?." Balas Sheila.
"Perlu gue liatin CCTV?." Ucap Naresh seraya menunjuk CCTV yang terpasang disana.

"Tanpa lo liatin gue percaya kalo itu ulah dia. Lo itu kenapa sih? Dengan baiknya gue udah ngundang lo kesini. Tapi lo malah buat ulah. Sekarang mendingan lo pergi dari sini!." Ucap Langit.

"Tap..tapi."

"Pergi!." Bentak Langit.

Dan Celine pun lalu pergi dari sana.

"Semuanya, silakan lanjutin pestanya ya. Lo ikut gue kedalem." Ujar Langit seraya menuntun Senja masuk.

"Syaa!." Panggil Langit.

"Apaan? Ya Allah, lo kenapa? Lo abis berenang?." Balas Tasya yang adalah sepupu Langit.

"Enggak usah banyak tanya, gue pinjem baju panjang lo ya. Buat dia, lo enggak kasian apa?" Ucap Langit.

"Tapi, dia pake kerudung. Gue enggak ada kerudung."

"Enggak usah. Enggak papa kok, nanti juga baju aku kering kena angin." Ucap Senja.
"Ini tuh malem Senja, mana mungkin baju lo bisa kering. Yang ada lo yang sakit." Balas Langit.

"Gue ada ide, ayo sini ikut gue."

Senja pun mengikuti Tasya ke kamar. Lalu Tasya memberikan Senja baju hoodie dan celana panjang.

"Lo pake baju ini aja, tutupan kepalanya dipake terus diiket. Rambut lo pasti enggak bakal keliatan."

"Maaf ya jadi ngerepotin, nanti aku balikinnya ke Langit ya." Ucap Senja.

"Enggak sama sekali kok, ya udah lo langsung ganti baju aja."

Senja pun langsung masuk ke kamar mandi dan mengganti bajunya.

"Langit, aku izin pulang ya. Soalnya ini udah lewat, aku enggak boleh pulang malem." Ucap Senja.

"Oh gitu, ya udah ayo gue anterin." Balas Langit.

Lalu tak lama kemudian, Senja pun sudah hampir sampai dirumahnya.

"Berhenti disini aja." Ujar Senja. Lalu Langit pun menghentikan motornya.
"Kok lo berhentinya disini terus sih? Gue kan mau tau rumah lo." Balas Langit.

"Emangnya mau apa?." Tanya Senja.
"Biar bisa ngajak lo keluar." Balas Langit.
"Kalo gitu aku langsung pulang ya, makasih udah anterin aku. Dan, maaf ya karena aku pestanya jadi kacau." Ucap Senja.
"Itu bukan salah lo." Balas Langit.
"Ya udah, aku duluan ya. Hati - hati dijalan." Ucap Senja dan Langit mengiyakan.

LANGIT SENJA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang