13

53 5 0
                                    

           HAPPY READING

"Senja, bersih - bersihnya belum selesai?." Tanya bu Inah.
"Belum bu, ini sebentar lagi." Balas Senja.
"Aku bantuin ya." Tawar Sari.
"Enggak usah, aku bisa sendiri kok." Balas Senja tersenyum.
"Enggak papa, biar kakak bisa cepet pulang. Udah malem soalnya." Ucap Sari.

Setelah beberapa menit membersihkan meja dan piring kotor, Senja pun pamit pulang.

"Senja pulang dulu ya bu, assalamu'alaikum." Ucap Senja.
"Ini mie buat kamu ya, hati - hati di jalan. Wa'alaikumsalam." Balas bu Inah.
"Iya bu, makasih banyak." Ucap Senja.

Setelah beberapa menit menelusuri jalan dengan sepeda nya yang bisa di bilang sudah mulai usang, Senja akhirnya sampai dirumah nya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Senja.

Dan seperti biasa, keluarganya tidak menghiraukannya sama sekali.

Lalu Senja pernah ke dapur dan mencuci piring yang ada disana. Saat Senja selesai mencuci piring dan hendak ke kamar, Senja mendengar keluarganya yang sedang mengobrol.

"Liat, mama punya apa buat kamu." Ucap mama.
"Wahh, ini apa mah?." Balas Afzha seraya mengambil sebuah kotak kecil.
"Coba buka." Ucap mama.

"Wahh, gelang nya bagus banget mah, aku suka. Makasih banyak ya mah." Ucap Afzha dengan gembira.
"Sama - sama sayang, apasih yang enggak buat kesayangan mama ini." Balas mama seraya mencium kening Afzha.

Dan tanpa sadar, air mata Senja mulai turun dan membasahi pipinya. Menyadari itu, Senja langsung menghapus air matanya dan pergi ke kamarnya.

Di kamar, Senja duduk di meja belajar. Lalu dia membuka buku kesayangannya dan menuliskan kesedihannya disana. Ya, saat Senja sedang sedih dia selalu melampiaskannya dengan menulis sesuatu.

" 02 Februari 2006

Aku enggak mau iri. Tapi, aku selalu iri sama Afzha. Aku mau kayak Afzha, disayang sama mama dan papa. Bisa enggak, sehari aja Senja ngerasain kayak Afzha. Senja enggak akan minta yang lain, Senja cuman minta disayang sama mama dan papa, itu aja."

LANGIT SENJA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang