04

104 7 0
                                    

         HAPPY READING

"Perhatian bagi seluruh siswa siswi dan para guru untuk segera menuju lapangan untuk melakukan upacara bendera."

Saat ini warga SMA TUNAS SAKTI sedang melakukan upacara bendera.

"Perhatian untuk semunya agar jangan bubar dulu karena ada suatu pengumuman."

"Pake ada pengumuman segala lagi, kulit gue bisa makin item kalo lama - lama kena sinar matahari." Dumel Celine.

"Tim basket andalan sekolah kita kemarin lusa mengikuti turnamen basket di malaysia dan berhasil meraih juara satu."

"Woahhh keren banget sumpah." Ucap Zia.
"Siapa dulu dong kapten nya? Pacar gue." Balas Celine.

"Untuk Langit selaku kapten tim, silahkan maju dan menerima piala."

Lalu Langit pun maju untuk menerima penghargaan.

"Langitttt!." Teriak Celine.

"Selamat ya"

"Terima kasih banyak pak." Balas Langit.

"Ada yang ingin kamu sampaikan?."

"Terima kasih banyak kepada coach Rio yang telah bekerja keras melatih kami dan juga doa dari semua guru, kami akhirnya berhasil menjadi juara dan mengharumkan nama sekolah, ini untuk SMA TUNAS SAKTI. hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, terimakasih." Ucap Langit seraya mengangkat piala nya. Dan suara tepuk tangan pun mulai riuh.

"Sekarang kalian semua boleh masuk ke kelas ya. Dan ingat, jangan ada yang pergi ke kantin."

Para siswa dan siswi pun akhirnya bubar dan pergi ke kelas nya masing - masing.

"Gila sih, lo tadi di depan keren banget lang." Ucap Naresh.
"Damage parah, cewek - cewek aja pada teriak." Ucap Haidar.
"Gue mencium aroma - aroma minta di traktir nih." Balas Langit.
"Hehehe, sekali - kali lang." Ucap Naresh.
"Sekali apaan, udah berkali - kali ya btw." Balas Langit.

"Oppaa!." Ucap Celine tiba - tiba dihadapan Langit.
"Apaan sih lo, minggir!." Balas Langit ketus.
"Aku mau ngomong sesuatu." Ucap Celine.
"Waktu lo 5 detik, 1..2..3-" Ucap Langit.
"Ak..aku..aku suka sama oppa." Ucap Celine.
"Apa? Lo suka sama gue?." Ucap Langit.
"Iya, oppa mau kan jadi pacar aku?." Balas Celine.

"Hmm, sebenernya gue juga mau ngomong sesuatu sama lo. Udah lama banget gue mau ngomongin ini ke lo tapi enggak tau gimana ngomong nya." Ucap Langit serius.
"Oppa kok ngomongnya serius banget sih." Balas Celine seraya tersenyum malu.

Langit pun mendekatkan wajahnya ke telinga Celine.

Sangat dekatt..

Langit membuat jantung Celine ingin melompat. Siapapun tolong, pukul kepala Celine agar secepatnya pingsan.

"Sebenernya gue..gue..gue mules setiap liat muka lo, mendingan lo jauh - jauh deh dari gue." Ucapan Langit membuat Celine yang sudah senang setengah mati menjadi mati gaya.

"Hahaha." Seketika terdengar tawa Naresh dan Haidar.
"Kok oppa ngomongnya gitu sih." Ucap Celine cemberut.
"Hahaha, dikira Celine cabe kali bikin mules." Ucap Haidar.

"Ya kan cabe - cabean makanya bikin mules, tapi lebih tepatnya sih bikin enek mau muntah." Ucap Langit.
"Lo jangan galak - galak ke Celine napa, kalo bisa sih langsung di tabok aja." Ucap Naresh dengan wajah sok polos.

"Minggir lo! Atau mau gue tabok beneran." Ucap Langit, lalu Celine pun menepi.
"Oppaa!." Ucap Celine.
"Oppa oppa, lo kira gue kakek lo apa." Balas Langit, lalu Celine hendak mengikuti Langit.
"Jangan ikutin gue! Satu langkah aja lo maju, gue bakal..gue bakal lari." Ucap Langit seraya lari ke kelas nya.
"Yakk oppaa!." Ucap Celine cemberut.

LANGIT SENJA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang