30

58 6 0
                                    

              HAPPY READING

Saat memasuki rumah nya, Senja tidak melihat siapa - siapa. Mungkin, karena sudah malam semuanya sudah pada tidur. Senja pun langsung masuk ke kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya.

Keesokan paginya..

"Ternyata masih tau jalan pulang ya kamu. Semalem kemana?." Tanya papanya saat melihat Senja yang hendak ke dapur.
"Aku..aku Pergi ke rumah temen pah. Temen aku ada yang ulang tahun. Tapi, aku udah izin ke mama kok, iya kan mah?." Balas Senja.

"Izin? Kapan kamu izin ke mama? Jangan ngarang kamu. Liat tuh, anak kamu makin pinter nuduh orang." Ucap mama.
"Tadi malem mah, mama lupa?." Ujar Senja.

"Udahlah enggak usah banyak alesan." Ucap Afzha.

"Tapi-."

"Sekarang kamu makin ngelawan ya? Sering pulang malem, enggak dengerin orang tua, Nuduh lagi. Kamu tuh papa sekolahin biar pinter, bukannya ngelawan. Lama - lama  papa pindahin kamu ke panti." Ujar papa.

"Jangan pah." Mohon Senja.

"Pindahin aja pa, biar dia kapok." Ucap Afzha.

"Daripada kamu disini bikin kita emosi dan jadi enggak nafsu makan, mending kamu langsung pergi aja ke sekolah." Ucap mama.

"Mah, boleh enggak. Sekali aja, Senja mau makan disini bareng kalian." Ucap Senja.

"Kamu mau makan disini, ayo duduk." Ucap mama mulai melembut.

Mendengar itu, Senja pun langsung duduk dikursi dan mama pun mengambilkan nasi beserta lauknya untuk Senja. Tapi, kejadian selanjutnya sungguh tidak terduga.

"Mama suapin ya." Ucap mama seraya menyodorkan makanan untuk Senja.

Tapi, bukannya menyuapi Senja. Mama malah memasukkan nasi ke mulut Senja dengan paksa dan kasar.

"Sakiit mah." Rintih Senja.

"Denger ya, sampai kapanpun mama enggak akan ngizinin kamu makan disini! Sekarang lebih baik kamu pergi ke sekolah!." Bentak mama.

"Kenapa? Kenapa mama sama papa perlakuin aku sama Afzha berbeda. Hanya karena aku ngerusakin kacamata aku dan pulang malam, mama sama papa jadi benci sama aku?. Mama sama papa enggak tau apa yang aku lakuin diluar sana. Bahkan mama sama papa enggak pernah ngomong pelan ke aku. Dan dirumah ini pun enggak ada sedikit ruang buat aku. Senja cuma mau disayang sama papa mama, itu aja. Tapi kenapa susah banget. Sebenernya Senja itu anak papa sama mama apa bukan? Hiks..hiks..hiks." Senja sudah tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak mengatakan itu. Senja lelah, Senja lelah dengan perlakuan papa dan mama.

Plakk..

Satu tamparan pun mendarat dipipi Senja.

"Berani kamu bentak orang tua!." Bentak papa dengan wajah yang memerah menahan amarah.

"Liat, bahkan papa dengan mudahnya nampar Senja hanya karena Senja ngomong gitu. Itu enggak adil!." Teriak Senja diakhir kalimatnya lalu dengan cepat mengambil tas dan pergi ke sekolah.

Langkahnya terasa begitu lemah. Dadanya terasa sakit dan sesak. Lagi - lagi semesta tidak berpihak padanya.

Apa sih yang diharapkan oleh Senja? Bahkan semua angan tentang kasih sayang pun tidak akan pernah bisa diraih. Posisinya disana terlalu rendah. Dia terlalu asing bagi mereka yang tidak menyukai kehadirannya.

LANGIT SENJA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang