بسم الله الرحمن الرحيم
Sholawat dulu, yuk!
اللهم صل عل سيدنامحمد
Allahumma sholi'ala sayyidina Muhammad.Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen. Vote kalian sangatku♡
"Sesuatu yang sudah kita lepaskan jangan diharap-
harap kembali, biarlah ia menjadi kado untuk kebahagiaan orang lain. Tentang kita? Allah yang akan datangkan kebahagiaan menurut-Nya,
Kebahagiaan yang terindah."Rayyanza Hasby Ghairullah
(づ ̄ ³ ̄)づ
Suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar di dalam rumah besar itu. Dengan suasana yang sangat sunyi, masing-masing dari mereka sedang sibuk di kamarnya. Suara langkah kaki itu milik seorang remaja tampan yang sedang mengacak rambut hitam tebalnya. Dia menoleh ke sekelilingnya. Percuma saja rumah besar, tapi, tidak ada seorang pun yang terlihat netra hitamnya.
"Bunda... Arkan lapar, Bunda masak apa siang ini?" remaja yang memiliki suara yang indah itu ternyata Arkanza Safwan_____Seorang anak dari kiya pemilik pondok besar yang ada di Tangerang.
Tak mendapat jawaban remaja berusia 18 tahun itu mendengus seraya menuruni anak tangga dengan kasar."Bunda..." panggilnya lagi.
Kali ini nada suaranya sedikit lebih keras. Dia berpikir mungkin bundanya tidak mendengar suaranya yang kecil. Namun, dugaannya kali ini salah. Bunda Asha tengan berjalan menghampirinya.
“Ada apa, Bang?”
“Arkan lapar, Bun. Lapat banget.” Seperti biasa Arkanza bermanja-manja kepada sang bunda. Remaja yang masih berseragam sekolah itu memang sering sekali manja.Mau heran, tapi, itu memang kebiasaan Arkanza. Wanita paruh baya itu menggeleng melihat tingkah anak laki-lakinya yang satu itu. Kalau biasanya anak perempuanlah yang suka bermanja-manja kepada kedua orang tuanya, berbeda dengan anak di keluarga ini. Anak laki-laki yang manja sedangkan anak perempuannya jahil, banyak tingkah, galak, juga tengil.
Seorang gadis membuang napas panjang saat melihat tingkah manja abangnya kepada sang bunda.“Lapar tinggal makan, lah, Bang, manja amat padahal udah besar ‘kan, Bun,” ucap gadis yang memiliki paras baby face, hidung yang tinggi, mata cokelat, serta senyum manis itu.
Arkanza beralih melihat ke arah dari mana datangnya suara itu. Sudah tertebak olehnya. Tebakannya selalu benar, setelah dia berbalik dan melihat adik perempuannya, sebelum akhirnya Arkan berekspresi malas. Entahla, tidak tahu apa permasalahannya. Namun, Arkan selalu berekspresi malas saat berhadapan dengan adiknya.Kedua saudara itu pun sering bertengkar, ya, kalau bukan Nazwa yang memulai terlebih dulu rasanya mustahil jika Arkan yang memulainya.
“Bener kata Nazwa, Bang. Kamu itu sudah besar kalau lapar, ya, makan. Bukannya setiap hari bunda sudah siapkan makanan di atas meja makan.” wanita paruh baya itu beranjak mendekati meja makan lalu membuka kurung saji yang ada di atas meja makan.
"Ayah mana bun? Sepi banget kayak kuburan ni rumah," tanya Nazwa penasaran. Untuk kali pertama dia tidak tahu keberadaan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]
Spiritual𝐒𝐩𝐢𝐫𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 END dan sudar terbit di perbit Firazmed.pub. Publish Ulang. "Menjadi TNI memang mimpiku sejak kecil, lalu apakah aku harus mengakhiri mimpi itu sampai di sini dan fokus pada tanggung jawabku saja?" -Arkanza Shafwa...