12√ GHMH

3.8K 294 9
                                    

بسم الله الرحمن الرحم

•H a p p y R e a d i n g•

"Saat kamu mati rasa, itu bukan trauma karena cinta. Tapi, ada seseorang yang begitu kuat do'anya yang menginginkanmu."

Rayyanza Hasby Ghairullah

(づ ̄ ³ ̄)づ

Farhan pulang dengan wajah kusut. Ia kembali merasakan kesunyian di dalam ruangan yang gelap itu. Apalah arti kebahagiaan? Selama ini ia mendapatkan kebahagiaan itu hanya saat bersama Hasby dan keluarganya. Seperti yang kita ketahui, orang tua Farhan jarang sekali berada di rumah. Mereka selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya di luar negeri.

Hampa. Hanya itu yang saat ini Farhan rasakan di pojokan kamar yang gelap. Sesekali dia melihat kesekitarnya, Yang bener aja rumah serasa kuburan, batin Farhan. Kemudian ia beranjak dan memutuskan pergi keluar untuk mencari udara segar. Tapi, sepertinya semesta memang sedang tidak memihak kepadanya.

Saat ia keluar hujan pun mengguyur rumahnya. Farhan hanya duduk pada kursi di teras rumahnya itu sembari memdengarkan musik dari handset di telinganya. Sesekali dia melihat kesekeliling dan melihat ada seorang perempuan yang sedang berjalan sendirian. Bagaimana mungkin? Dalam keadaan hujan perempuan itu berjalan sendirian. Ditambah hari sudah mulai petang, siapa perempuan itu? Kemudian Farhan berlari masuk untuk mengambil payung lalu menghampiri perempuan itu.

"Tunggu...." Farhan berlari menghampiri perempuan itu.

Refleks perempuan itu mempercepat langkahnya. Perasaannya tak enak, mungkin laki-laki ini adalah orang jahat yang mungkin akan mengganggunya. Farhan berjalan mengikuti dan terus memanggilnya.

"Hei, tunggu... Saya bukan penjahat...."

Tidak mendapatkan respons dari perempuan itu. Farhan langsung berlari untuk mendahuluinya. Saat itu juga langkah perempuan itu terhenti dan mulai mundur perlahan.

"Tolong menjauh dan jangan mendekat," pinta perempuan itu. Ternyata perempuan ini adahal Nawa. Tapi, dari mana ia berjalan sendirian? Entahla, mungkin ia pergi ke suatu tempat.

"Saya hanya ingin memberikan ini," ucap Farhan seraya memberikan sebuah payung berwarna merah.

"N-nggak perlu, terimakasih," tolak Nawa cepat.

"Pakai saja dari pada nanti sakit," bujuk Farhan. Ia memang orang yang sangat baik. Namun, laki-laki itu kurang beruntung dalam hal keluarga.

Dengan ragu Nawa mengambil payung yang Farhan berikan, "Terima kasih banyak, ya. Nanti akan saya kembalikan," imbuh Nawa.

"Nggak perlu repot-repot. Ambil saja, tidak perlu di kembalikan," ujar Farhan.

"Sekali lagi terimakasih... Saya pamit pergi dulu," ucap Nawa lalu melangkah pergi.

"Tunggu... Nama kamu siapa?!" pekik Farhan ketika Nawa sudah melangkah cukup jauh dari hadapannya. Ia merasa perempuan ini sangat berbeda dengan perempuan lain yang pernah ia temui.

"Nawa," jawab Nawa tanpa berbalik.

"MasyaAllah... Nama yang indah," guman Farhan.

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang