Bagian 26

1.6K 127 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

SOBAB, ANNYEONG👋YOK PENCET BINTANGNYA⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOBAB, ANNYEONG👋
YOK PENCET BINTANGNYA⭐

💗💗💗


Seorang perempuan menutup pintu sebuah kamar. Dia berbalik, lalu mulai melangkah membawa sebuah koper berwarna biru. Kemudian, dia menarik napas berat seraya melihat ke sekeliling rumah itu, sebelum akhirnya kakinya mulai melangkah pergi. Berat baginya untuk meninggalkan tempat itu, tempat yang mana dahulu ingin dia datangi sebagai menantu. Namun, sekarang semuanya sudah terlambat. Andai saja saat itu dia tidak menyetujui perjodohan dari ayah dan ibunya. Pasti yang saat ini menjadi menantu keluarga ini adalah dirinya. Segitunya perempuan asing itu berfikir, padahal walaupun dia tidak menerima perjodohan itu mungkin dia dan Hasby tetap tidak akan bersama. Karena, semuanya itu sudah ada yang mengatur. Jodoh, rezeki, ajal, semuanya telah Allah tetapkan jauh sebelum kita dilahirkan. Bukankah begitu?

Seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri Cia. Asha menunjukkan ekspresi anehnya saat melihat Cia membawa sebuah koper. "Mau kemana?"

"Sudah mau pergi? Bukannya mau pergi sore?" tanya Asha dengan rasa penasaran yang makin memuncak.

Cia pun menghentikan langkahnya.

"Iya, Bun. Sepertinya aku harus pergi sekarang, kalau nunggu sore kelamaan," jawabnya.

"Sendirian?" Asha melihat ke arah sekelilingnya. Wanita paruh baya ini berusaha menemukan keberadaan putra sulungnya. "Tunggu sebentar bunda cari Hasby dulu biar bisa di antar," ujarnya.

Cia tersenyum menyeringai. Itulah yang dia inginkan agar Asha bisa memberi tawaran itu. Tapi, sebenarnya itu hanyalah basa basi, perempuan itu hanya ingin terlihat baik di depan Asha. "Nggak perlu, Bunda____"

Jeda sejenak. Keduanya beralih melihat sepasang suami istri yang sedang berjalan di atas anak tangga.

"Nggak apa-apa aku bisa pulang sendiri, kok. Lagian rumahnya nggak jauh dari sini, masih satu kompleks," ujar Cia dengan suara yang sengaja di kencangkan.

"Terima kasih semuanya, aku permisi,"

"Assalamu'alaikum," sambungnya sebelum akhirny pergi.

Hasby dan Hifza saling melihat satu sama lain di iringi dengan senyuman tanda bahagia. Hasby merasa sangat lega perempuan itu telah pergi dari rumahnya. Walaupun hanya dua hari, tapi, itu sangatlah berat baginya untuk satu atap dengan perempuan masalalunya. Bukan karena perasaan, melainkan karena rasa khawatirnya pada pernikahannya. Mungkin setelah hari ini perempuan itu tidak akan pernah mengusiknya lagi.

_______________

Seorang perempuan berjalan di sebuah jalanan kompleks yang sepi. Menggeret sebuah koper membuatnya sedikit lelah. Bohong jika dia bilang rumah itu tidak jauh dari rumah keluarga Hasbyi. Seharusnya dia menerima tawaran yang di tawarkan oleh Asha untuk di antar oleh Hasby.

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang