07√ GHMH

4.3K 371 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Sholawat dl, yuk!
•Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad•

Sholawat dl, yuk!•Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jangan pernah berkata 'Nggak mungkin' sekalipun. Because nothing is impossible when Allah said 'Kun fayakun'."

Rayyanza Hasby Ghairullah

(づ ̄ ³ ̄)づ

Siapa yang tidak gugup ketika akan bertemu dengan keluarga dari orang yang akan dinikahi. Begitu pun dengan Hasby, ia sedang mengumpulkan keberanian untuk menekan tombol bell rumah Hifza dengan jemari yang gemetar.

Pintu yang terbuka lebar itu, menandakan bahwa keluarga rumah memang sudah mempersiapkan untuk menerima tamu.

"Ayo, Abang. Bismillah."

Asha menepuk pelan bahu anak sulungnya itu.
Hasby pun mengangguk, lalu, menekan tombol dengan cepat.

"Assalamu'alaikum."

Selang beberapa detik seorang laki-laki paruh baya dengan jubah hitam datang menghampiri. "Wa'alaikumsalam. Nak Hasby, ya? Ayo silahkan masuk, Bu, Nak." Hisyam mempersilahkan dua orang itu masuk.

"Iya, Om, terimakasih."

Hasby dan Asha memasuki rumah berlatar silver itu. Tak lama kemudian, Hisyam mempersilahkan mereka untuk duduk sedangkan Kinara sedang menghidangkan makanan dan minuman.

"Silahkan dinikmati makanannya, Nak Hasby. Mohon maaf hanya ini yang bisa kami hidangkan."

Hasby dan Asha mengangguk. "Ah tidak apa-apa, Tante," ucap Hasby, diakhiri senyuman.

"Jadi langsung pada intinya, saja, Om, Tante. Kedatangan saya kesini memiliki niat baik yaitu mengkhitbah anak Om dan Tante."

Asha mengangguk kecil. "Putra sulung saya ini telah menyukai putri kalian sejak seminggu lalu. Hari ini kami datang untuk mengkhitbah Putri kalian, itu pun jika kalian berkenan," papar Asha seraya menatap Hasby dalam.

Suasana berubah menjadi canggung. Selama Asha berbicara dengan kedua orang tua Hifza, Hasby terus memanjatkan doa. Butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkan jawaban dari kedua orang tua Hifza.

Hisyam mengangguk seraya tersenyum. "Tentu saja kami setuju, benarkan Umma?" tanyanya kepada Kinara.

"Ya, kenapa tidak?" jawab Kinara diakhiri dengan kekehan kecil.

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang