14. Rumah Sakit

3.5K 260 9
                                    

Hasby dan istrinya berada di perjalanan menuju rumah Nawa yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Sebelumnya, Hifza sudah meminta agar suaminya tidak mengantarnya ke kampus. Karena suaminya itu sangatlah posesif, jadi terpaksa ia harus menuruti suaminya untuk diantar walaupun hanya sampai rumah sahabatnya saja.

“Kamu kenapa, Sayang?” tanya Hasby memecahkan keheningan.

“Kenapa, Mas? Aku nggak apa-apa, kok,” jawab Hifza.

“Kamu kenapa diam aja dari tadi?” ujar Hasby. Istrinya yang biasanya suka bicara, entah kenapa pagi ini diam tanpa bicara sepatah kata pun.

“Nggak apa, Mas. Hanya sedikit pusing aja,” jawab Hifza. Jari jempolnya bergerak memijat pangkal hidung.

“Kamu yakin nggak kenapa-kenapa? Atau kita ke dokter aja dulu sebelum ke kampus,” tutur Hasby. Ia merasa sangat khawatir dengan keadaan istrinya yang terlihat memucat.

“Nggak perlu, Mas,” imbuh Hifza sebelum akhirnya terpejam pingsan.

“Sayang!”

Hasby menginjak rem secara mendadak karena terkejut melihat istrinya yang sudah tidak sadarkan diri.

“Sayang, hei, bangun. Kamu kenapa?” Hasby menggosok-gosok telapak tangan istrinya yang dingin.

Tidak berpikir panjang, Hasby langsung membawa istrinya menuju rumah sakit terdekat. Di sepanjang perjalanan, ia tak henti untuk memanjatkan doa kepada Tuhan agar diberikan kesehatan kepada istrinya.

Sesekali ia menoleh ke arah istrinya yang terpejam tidak berdaya. “Sayang, kamu harus bertahan, sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit,” ucapnya seraya mengelus punggung tangan istrinya.

Di sisi bumi lainnya, Nawa menunggu Hifza yang tak kunjung datang menghampirinya. Saat dirinya menelepon, nomor sahabatnya juga sedang tidak aktif.

“Telpon nggak, ya?” ucap Nawa, bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. “Telpon aja deh, daripada nungguin lama-lama,” lanjutnya.

Tuuut ...! Tuuut ...!

“Gus Hasby ke mana, sih? Kok nggak diangkat juga telponnya?” keluh Nawa.

“Halo, assalamu’alaikum.”

Akhirnya, Hasby mengangkat telepon.

“Wa’alaikumsalam, Gus. Maaf nih nelpon, saya cuman mau nanya kenapa Hifza belum dateng ke sini?”

“Maaf sebelumnya, Nawa, hari ini istri saya nggak bisa masuk kelas.”

“Memangnya Hifza kenapa, ya, Gus?”

“Tadi sewaktu di perjalanan, tiba-tiba istri saya pingsan dan sekarang sedang diperiksa oleh dokter.”

Tut!

Setelah berbincang dan memberi tahu alamat rumah sakit kepada Nawa, sambungan telpeon pun diputuskan oleh Hasby. Nawa buru-buru pergi ke rumah abi dan umma-nya Hifza.
Hasby menunggu istrinya yang terbaring lemah di atas brankar. Belum tahu apa yang sebenarnya dialami oleh istrinya saat ini, hingga menyebabkan istrinya itu tiba-tiba pingsan.
Seorang dokter perempuan baru saja masuk ke kamar itu. Refleks Hasby berdiri, lalu menghampiri dokter itu untuk menanyakan keadaan istrinya.

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang