بسم الله الرحمن الرحيم
Sholawat dulu, yuk!
اللهم صل عل سيدنا محمد
•Allahumma sholi'ala sayyidina Muhammad•Tinggalkan jejak vote dan komen kalian.

"Bila kamu tak mampu berjodoh dengan orang yang kamu cintai. Maka doakan agar dia berjodoh dengan seseorang yang lebih baik darimu. Itulah puncak tertinggi dalam mencintai, setulus-tulusnya cinta, seikhlas-ikhlasnya hati"Kiayi Al-Habsyi
(づ ̄ ³ ̄)づ
Seorang laki-laki yang tingginya sekitar 180 cm dengan pakaian rapih, rambut agak kecokelatan, netra hitam, hidung tinggi serta kulit yang putih. Gus Hasby, laki-laki itu sedang bersiap-siap untuk pergi ke pondok.
"Sudah lama semenjak kuliah nggak berkunjung ke pondok." laki-laki itu menyisir rambutnya yang masih basah.
Air menetes dari ujung rambutnya, sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil menyisir rambut tanpa mengeringkan terlebih dulu.
"Bang sudah siap belum?"
Seorang gadis membuka pintu kamar Gus Hasby tanpa aba-aba. Hal ini membuat tubuh Gus Hasby sedikit menggernyit.
"Astagfirullah Nazwa ngagetin aja. Lain kali kalau mau masuk ketuk dulu terus ucap salam." Hasby mengusap dadanya karena jantung yang berdegub kencang.
"Maaf, Bang," imbuh Nazwa.
Gadis itu tiba-tiba berlari keluar. Entah apa lagi yang akan ia lakukan. Nazwa tersenyum dari luar kamar tepatnya di depan pintu kamar Gus Hasby. Kemudian, mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar itu.
"Assalamu'alaikum." Nazwa mengulangi aksinya saat masuk ke kamar Gus Hasby.
"Wa'alaikumsalam, gitu dong baru adiknya abang," ujar Hasby. "tadi kamu nanya apa?" tanyanya.
"Abang sudah siap belum? Tadi ayah bilang kita sudah mau berangkat sekarang," tutur Nazwa menjelaskan.
"Na'am ini sudah siap. Ayo kita turun," balas Gus Hasby dengan suara khasnya.
Setelah itu Gus Hasby dan Nazwa pergi meninggalkan ruangan itu. Mereka berdua berjalan seraya bercanda ria dengan perasaan bahagia.
Sekarang semuanya sudah berkumpul di ruang tamu. Anggota keluarga itu sudah siap untuk merayakan hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad, sholallahu'alaihi wasallam.
"MasyaAllah, ganteng banget jagoan, Bunda," puji Bunda Asha dengan senyuman manis yang terukir pada bibir tebalnya.
"Aamiin, syukron katsiran, Bunda," balas Gus Hasby diakhiri dengan tawa kecil.
Itu adalah ucapan terakhir sebelum akhirnya Gus Hasby diam membisu. Tidak tahu apa yang ada dalam benaknya saat ini.
"Abang kenapa dah. Kenapa bengong gitu," celetuk Nazwa saat melikat Gus Hasby melamun.
Hasby sontak beristighfar saat itu juga. "N-Nggak, abang nggak bengong," sangkal Gus Hasby. Ia juga merasa bingung dengan dirinya sendiri.
"Abang dengerin ayah, ya." laki-laki paruh baya menghampiri putra sulungnya.
"Bila Abang tak mampu berjodoh dengan orang yang Abang cintai. Maka doakan agar dia berjodoh dengan seseorang yang lebih baik dari Abang. Sebab itulah puncak tertinggi dalam mencintai, setulus-tulusnya cinta, seikhlas-ikhlasnya hati," jelas Ayah Habsyi panjang lebar. Dia mampu memahami posisi yang sedang di rasakan oleh putra sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]
روحانيات𝐒𝐩𝐢𝐫𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 END dan sudar terbit di perbit Firazmed.pub. Publish Ulang. "Menjadi TNI memang mimpiku sejak kecil, lalu apakah aku harus mengakhiri mimpi itu sampai di sini dan fokus pada tanggung jawabku saja?" -Arkanza Shafwa...