17. Batas Minimal

2.7K 220 5
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Standarnya seorang muslimah pakai hijab itu minimal menutup dada, seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 59,"

Rayyanza Hasby Ghairullah

____________________________________________

Hari ini Gus Hasby sudah mulai kembali mengurus pondok. Gus Hasby sangat sibuk dengan tumpukan-tumpukan kertas yang dia tinggalkan beberapa hari ini. Posisinya sekarang merupakan tanggung jawab yang sangat besar, Gus Hasby tidak bisa untuk menelantarkan tugasnya itu.

Seorang santriwan datang kemudian mengetuk pintu ruangannya itu. "Assalamu'alaikum boleh saya masuk, Ustadz?" tanya santriwan itu.

"Wa'alaikumussalam masuk aja, Zar," balas Gus Hasby, kemudian membereskan dokumen yang sudah dia selesaikan.

Nizar Abimana, seorang santriwan kelas dua belas yang sudah di percaya oleh Kiyai Habsyi dalam urusan apapun, sejak Nizar duduk di bangku MTs. Setelah di persilahkan untuk duduk, Nizar kemudian duduk pada kursi itu. Nizar menyodorkan sebuah amplop kecoklatan sehingga Gus Hasby berlagak seperti bertanya 'apa ini?".

"Itu surat izin pindah, Ustadz," celetuk Nizar, kemudian Gus Hasby mengerutkan keningnya lalu membuka amplop itu.

Tidak ada rasa sedih sedikitpun di dalam hati Gus Hasby setelah membaca isi amplop kecoklatan itu, justru Gus Hasby malah tersenyum seraya melihat ke arah santriwan yang ada di hadapannya. Ternyata, di dalam amplop itu terdapat kertas yang bertuliskan bahwa Nizar Abimana yang akan pindah ke Pondok Modern Darussalam Gontor Putra, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Gus Hasby merasa senang karena Nizar pasti akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan mendapatkan lebih banyak ilmu di pondok itu. Lagi pula itu sudah menjadi keputusan kedua orang tua Nizar untuk memindahkannya.

Namun... Entah kenapa Nizar malah terlihat murung dan sedih, bukankah seharusnya dia bahagia akan di pindahkan ke pondok besar.

"Nggak apa-apa, Zar." Gus Hasby berdiri, kemudian menepuk pelan bahu Nizar.

"T-tapi... Nizar sedih, Ustadz. Nizar sudah kelas dua belas, tanggung banget harus pindah ke Gontor, padahal Nizar kepengen lulus di sini bareng yang lain," lirih Nizar.

Gus Hasby menghela nafas sejenak lalu menghembuskannya. "Keinginan kedua orang tua pasti baik. Kedua orang tua Nizar pasti pengen anaknya menuntut lebih banyak ilmu lagi di pondok Gontor, jangan sedih... Pondok ini akan tetap menjadi tempat kembali, Nizar," jelas Gus Hasby panjang lebar.

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang