Bagian Dua Puluh Tiga

1.7K 135 5
                                    

Hai Sobab, aku mau ngasih foto Hasby dulu biar kalian semangat bacanya.

Tapi ingat, orang, kejadian, tempat. Semuanya hanya karangan dan tidak nyata.

Cakep nggak? Pasti cakep lah anak siapa dulu😎🤟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakep nggak? Pasti cakep lah anak siapa dulu😎🤟

💗💗💗

Tidak semua orang bisa bahagia bersama dengan keluarga mereka. Banyak orang yang sudah berkeluarga, namun banyak di antara mereka menderita. Tidak masalah karena hari ini keluarga kecil pasangan suami istri yang berada di Rumah Sakit ini terlihat sangat bagagia. Keduanya melihat pada layar alat Endoskop. Suasana haru yang kini telah menyelimuti ruangan USG itu. Ya, benar. Hasby dan Hifza melakukan USG rutin setiap bulan untuk mengetahui keadaan kedua janinnya.

"Lucu banget, tangannya mungil," Hifza terkekeh kecil dengan air mata yang mengalir tanpa disadari.

Setelah itu, mereka berdua memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Kini, keduanya sedang berada di perjalanan menuju rumahnya. Tatapan sendu laki-laki itu berhasil mengukir garis senyuman pada wajah Hifza.

"Terimakasih banyak, Nak. Terimakasih sudah mau bertahan sampai detik ini." ucap Hasby seraya mengusap permukaan perut istrinya. Perempuan itu meraih pergelangan tangan laki-laki di sebelahnya, lalu, mengusap pelan punggung tangannya. "Terimakasih juga karena sudah lindungin kita selama ini, Baba."

"Sama-sama," ucap Hasby sebelum akhirnya mencium punggung tangan Hifza yang halus.

"Awas Mas ada orang!"

Pekikkan itu berhasil membuat Hasby menginjak rem tanpa aba-aba. Sulit di percaya, siapa yang tiba-tiba menyebrang sembarangan. Seketika Hasby panik melihat cairan merah sedikit menodai dahi istrinya.

"Maaf, Sayang, ada yang sakit?" tanya Hasby panik. Tangannya meraih kepala sang istri dengan gemetar. Hifza mengangguk. "Nggak apa-apa, Mas," ucapnya.

"Tapi, luka it-"

"Nggak masalah, Mas. Aku baik-baik aja, mending kita lihat dulu orang yang hampir kita tabrak."

Mereka berdua langsung bergegas keluar dan segera menghapiri perempuan yang terbaring pingsan di jalan. Hifza berusaha membuatnya sadar dengan memukul wajah perempuan itu dengan pelan. Entah kenapa, tapi, saat ini Hasby hanya diam membeku sambil melihat kedua perempuan di hadapannya.

"Mbak bangun!"

Kalimat itu terus menggema di telinga Hasby. Hifza sudah berusaha sebaik mungkin, namun, perempuan itu tidak kunjung sadar.

Hifza melihat suaminya ketika perempuan yang tergeletak itu tak sadarkan diri. "Mas, tolong bantu. Kita bawak perempuan ini ke rumah sakit," celetusnya.

Tidak mendapat jawaban apapun dari Hasby.

"Mas Rayyan!"

"I-iya, ayo."

𝐆𝐔𝐒 𝐇𝐀𝐒𝐁𝐘 𝐌𝐘 𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang