23. Meminta Izin

10.5K 1.7K 342
                                    

Maaf ya nunggu lama 🤗.

---

Raka Arran Hardjanto
Aku otw ya, Ruisha.

You
Hati-hati 🙂

"Senyum-senyum mulu. Inget cipokan semalem ya, Kak?"

Uwi dikagetkan oleh Riko yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

Mendelik kesal, Uwi berseru, "Jangan sotoy kamu!"

Riko memutar kepalanya ke segala arah, memastikan Mama nggak ada di sekitar meja makan. Lalu dia mendekati telinga Uwi untuk berbisik pelan. "Kamu kan semalem asik cipokan sama Mas Raka sampe lupa nutup pintu."

"Demi apa?" Mata Uwi membelalak lebar.

Riko tersenyum miring. "Kalau bukan Iko yang tutup pintunya, kamu pasti ketauan sama Mama. Bisa-bisa digeret langsung ke KUA."

Uwi masih tertegun, sambil memastikan kalau Riko nggak bercanda.

Riko menepuk bahu kakaknya yang terlihat tegang. "Aman kok, nggak ada yang liat."

Uwi menghela napas lega. "Thanks, Ko."

"Santai Kak, Iko juga pernah muda." Riko terkekeh. Lalu dia merendahkan suaranya, "Cuma itu yang Iko bisa untuk lindungin Kakak. Ya walaupun cuma lindungin dari amukan Mama aja."

Tangan Uwi yang sedang mengolesi roti dengan selai strawberi terhenti. Dia mengamati Riko yang jauh berbeda dari biasanya.

"Lo kesambet apa, Ko?" Heran dengan perilaku adiknya yang aneh.

"Setan kampus kayaknya." Mengedikkan bahu, Riko meminum segelas air.

Uwi menaruh roti yang sudah dilumuri selai ke atas piring. Memiringkan tubuh, dia memusatkan perhatian pada Riko. "Kok tumben lo pulang semalem? Udah dua bulan lo nggak balik. Gue sampe ngira lo lupa jalan pulang."

Setelah ngekos di Depok, Riko betul-betul hilang ditelan bumi. Hanya mengabari Mama setiap uangnya habis. Tanpa pernah pulang barang satu kali saja.

Disindir langsung oleh kakaknya, rasa bersalah Riko kian mengakar kuat.

"Iko kaget liat Kak Uwi viral dimana-mana. Lebih kaget lagi baca berita tentang sakitnya Papa. Kenapa nggak ada yang kasih tau Iko kalo Papa sakit?" tanya Riko dengan nada lirih. Dia pasti akan langsung pulang jika Mamanya mengabari hal buruk mengenai Papa. Dia sungguh terpukul saat mengetahui kondisi Papa melalui cercaan netizen. Lagipula, meskipun Riko sering bertengkar dengan Uwi, dia tetap nggak sudi Kakaknya dihina apalagi difitnah, oleh manusia-manusia yang nggak dikenal pula.

"Mama ngelarang, katanya jangan sampe Iko tau, kasian lagi konsen ngerjain skripsi dan penelitian. Cih, Mama nggak tau aja hedonnya lo kayak apa. Tiap hari nongkrong dari pagi sampe pagi. Ingetnya cuma minta uang aja kan? Udah kebeli belum iphone yang sama kayak temen-temen geng lo? Mama minta uang ke gue, katanya kasian hp Iko rusak nggak bisa komunikasi sama dosennya." Sebetulnya Uwi nggak mau merusak harinya dengan mengomel. Tapi dia tiba-tiba bernafsu untuk menyemprot Riko.

Riko yang diam semakin memancing Uwi untuk menyemburkan cercaan. "Lo udah tau kan kondisi Papa? Kondisi toko Mama juga udah tau belum? Koh Aceng putusin kontrak sewa ruko. Toko kita pindah, pembeli sepi, nyaris bangkrut. Bulan lalu keuntungan penjualan nggak nutup cicilan-cicilan bank. Tenang, udah gue bayar. Tugas lo cuma satu Ko. Segera lulus, cepet dapet kerja, biar tau susahnya cari duit."

Memetik Bulan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang