13. Staycation

12.1K 1.8K 563
                                    

Satu persatu rencana akhirnya berujung menjadi wacana. Pada Minggu pagi, semua adik Uwi begitu bersemangat untuk mengunjungi tempat wisata A, B, C, D di Lembang. Bahkan sudah menentukan lokasi makan siang dan makan malam. Juga tempat-tempat kuliner mana yang akan dikunjungi untuk sekedar cicip-cicip.

Realitanya, mereka semua terbuai dengan fasilitas hotel bintang lima di Ciumbuleuit Bandung. Setelah tiba dan melihat seisi lingkungan hotel, mereka kompak memutuskan untuk staycation saja, minat untuk jalan-jalan lenyap sudah.

Rombongan Uwi beserta adiknya masih mengikuti rangkaian acara pasca pernikahan David Lily. Lokasi penginapan sengaja berpindah dari vila ke hotel. Ternyata salah satu hadiah Bapak Ibu untuk David dan Lily. Penginapan gratis di sini selama tiga hari. Sebelum David Lily berangkat bulan madu sesungguhnya.

Tapi poin utamanya, yang penting Uwi ikut kecipratan menginap gratis di sini meskipun hanya sehari. Namun sayangnya Lily sudah booking kamar khusus Uwi dari jauh hari. Karena adik-adiknya mendadak ikut, Uwi terpaksa harus pesan satu kamar extra. Nggak mungkin kan mereka berlima tidur di atas satu bed yang sama.

Kabar buruknya, ternyata seluruh kamar di hotel ini sudah penuh.

Setelah mendapat info dari bagian resepsionis, Raka berbalik menghampiri Uwi. "Seluruh kamar lagi full booked, Wi. Karena libur panjang. Kita tukeran kamar aja gimana? Kamar gue family suite. Harusnya gue sekamar sama Mas Dama dan ponakan gue. Taunya Mas Dama keburu balik tadi pagi ke Tunisia, karna anak istrinya nggak ikut."

"Family suite banget? Gue suka gratisan sih, tapi David Lily aja dapetnya kamar premier suite," bisik Uwi pelan. Dia perempuan matre yang masih tau diri. Masa dapet gratisan yang lebih wah dari tuan rumah.

Uwi terkejut karena Ibu menepuk bahu Uwi dari belakang. "Nggak apa, Mbak Uwi. Tukeran sama Raka aja ya. Kalau sejak bulan lalu ada rencana adik-adikmu ikut serta, Ibu pasti suruh Mas David pesan family suite untuk kamu. Lily nggak mau yang family suite, karena mau kamar yang tanpa sekat. Kamu kan berlima, Mbak. Kalau masih nggak cukup, Riko bisa sekamar sama Raka."

"Kak Chel juga dapet premier suite kok Wi. Sama kayak Mas Dave Lily. Lo dapat yang premier room karena cuma lo yang sekamar sendirian," timpal Raka.

Ibu mengusap-usap bahu Uwi. "Iya. Semua sahabatnya anak-anak sudah Ibu anggap sebagai anak-anak Ibu sendiri. Nggak Ibu bedakan."

Terpana, perasaan hangat melingkupi hati Uwi. Sorot mata Uwi melembut. Dia membawa Ibu dalam pelukan.

"Makasih banyak ya Ibu. Tuhkan, Uwi kepengen jadi anak Ibu beneran. Masih ada slot kosong nggak sih Bu?" tanya Uwi dengan nada bercanda, tapi sebetulnya ucapannya tersirat doa. Semoga bisa punya mertua sebaik Ibu.

Uwi melihat wajah Ibu yang sumringah ketika pelukan mereka terurai. "Gimana to Mbak Uwi. Masa kamu lupa, Ibu kan masih punya satu bujang lagi yang belum laku."

Mengerutkan alis, Uwi mencoba berpikir maksud dari perkataan Ibu. Kebingungan Uwi terjawab dari celetukan Lily yang baru tiba.

"Nikah sama Mas Raka aja, Beb. Otomatis resmi jadi anak Ibu. Ya kan, Bu?"

Ibu hanya menjawab dengan tawa misterius.

"Raka, lo harus traktir Lily sama Ibu sih, soalnya udah bantu ngurangin energi lo buat gombalin Uwi," celetuk Rachel dari balik sofa.

"Pasti, Kak Chel. Bu, nanti malam Raka yang bayarin dinner ya."

Di saat semua orang sibuk tertawa, Uwi dan Lily saling bertukar kata melalui gelombang suara di dalam kepala. "Tuhkan, Wi! Uang Mas Raka banyak!" pelotot Lily dengan wajah sumringah. Uwi hanya mengedikkan bahu santai, lalu membalas telepati via tatapan mata juga "Nanti gue cek isi rekeningnya dulu."

Memetik Bulan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang