9. Bertemu Kembali

11.3K 1.6K 385
                                    

Di Munich sudah memasuki masa liburan summer. Penelitian Uwi dan Lily sudah selesai. Mereka tinggal mengolah data sambil menulis laporan untuk presentasi syarat kelulusan program Master pada bulan September nanti.

Harusnya dia dan Aga ikut bersama Lily dan Mas David ke Paris. Memakai tiket kereta gratis dari Lily, juga fasilitas penginapan dari Mas David. Dalam rangka merayakan ulang tahun Lily. Tapi semua rencananya gagal total. Karena dia putus hubungan dengan Aga beberapa minggu lalu saat lebaran.

Uwi nggak mau berada di dalam satu kereta dan penginapan yang sama bersama Aga. Akhirnya Uwi cancel rencana trip ke Paris, lalu berganti haluan untuk liburan ke Spanyol bersama Feby, Lukita, Aryanti, dan Hana.

Bukannya tenggelam di kubangan kesedihan karena putus hubungan, kian hari Uwi malah semakin kesal pada Aga. Lelaki itu nggak berhenti menguntit dan mengganggunya. Nggak jarang tengah malam Aga menggedor pintu rumah Uwi dan Lily dalam keadaan mabuk. Lalu menerobos masuk ke rumah Mas David tanpa ijin, sampai Mas David mengganti password pintu rumahnya. Puncak yang membuat Uwi gemas adalah Aga sengaja nggak memperpanjang kontrak workstudentnya. Dengan alasan lelah dan malas bekerja. Uwi jadi ingat kembali alasan Aga yang nggak mau mengenalkannya pada mami Aga, karena takut uang jajannya terpotong.

Uwi sering meratapi, kenapa kemarin dia terlalu galau untuk berpisah kalau ternyata banyak sisi di diri Aga yang mengesalkan. Bahkan Aga mengikuti jejaknya cancel rencana trip ke Paris, untuk ikut-ikutan liburan ke Spanyol.

Uwi menyesal. Tau begitu lebih baik dia jadi obat nyamuk bersama Lily dan Mas David. Tapi dia nggak mungkin cancel rencana dua kali. Nggak ada yang ganti rugi uang akomodasi yang sudah dia keluarkan.

Jadi Uwi terpaksa memundurkan jadwal keberangkatannya ke Spanyol. Karena Aga membeli tiket kereta di hari yang sama. Uwi membiarkan Aga berpikir bahwa dia nggak jadi ikut ke Spanyol. Biarlah sisanya Feby dkk yang mengimprovisasi kebohongan tersebut.

Alhasil Uwi terdampar sendirian di Freising, sampai dua hari ke depan.

"Gimana Ly surprisenya Mas Dave?" Untuk membunuh waktu, Uwi menelepon Lily. Sebetulnya Mas David sudah memberitahu rencana surprisenya dari jauh hari. Justru itu alasan utama Uwi menolak ikut pergi. Sebagai jomblo pendatang baru, rasanya berat harus melihat prosesi lamar melamar. Apalagi yang dilamar adalah sahabat sendiri.

"Gue masih nangis kalo bahas ulang lagi. Nggak nyangka Mas Dave ngasih kejutan segitu extranya, Beb." Suara Lily terdengar bergetar. Tapi Uwi yakin, Lily sedang dipenuhi kebahagiaan.

"Gue tuh yang bantuin pesen tiket pesawat rombongan Bandung." Uwi memang ikut andil di dalam surprise tersebut. Selain melamar Lily secara formal di atas sungai Seine Paris, Mas David juga mendatangkan keluarga inti Lily ke Paris. Karena mereka akan menjalani prosesi pertemuan dua keluarga di kediaman Ibu-Bapak Mas David di Wassenaar.

"Oyaaaa? Kok lo nggak bilang-bilang sihh?" Lily menaikkan nada suaranya.

"Ya kan namanya juga kejutan Ly, gimana sih lo! Ah, gue jadi nyesel banget nih nggak ikut ke Paris. Gue kira harus ikutan ngeliat lo dilamar. Tau gitu gue kayak Kak Chel aja yang nungguin keluarga lo dateng."

"Sini ke Paris doong. Eh, salah. Ke Wassenaar aja langsung. Hari ini kita mau berangkat ke rumah Bapak Ibu di Wassenaar." Lily belum bosan mengajak Uwi.

Uwi mengerang kesal.

"Nggak bisa. Tiket sama penginapan di Spanyol nggak bisa dicancel. Kecuali gue punya sugar daddy yang bisa ngasih duit sebesar harga tiket sama penginapan gue."

"Nanti gue cek tabungan gue dulu, Wi," ucap Lily serius.

"Maksud gue bukan elo, Mirielle Sachi. Siapa gituuu, cowo CEO ganteng kek kayak di drama korea."

Memetik Bulan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang