12. Pendekatan?

11.3K 1.8K 323
                                    

Raka Arran Hardjanto
Tok tok tok.

You
Masuk.

Raka Arran Hardjanto
Hai Ruisha anaknya Bapak Rudi dan Ibu Aisha. Kenalin, nama gue Raka Arran Hardjanto. Umur 27 tahun. Tinggal di Bogor.

You
Pekerjaan?

Raka Arran Hardjanto
Saat ini masih jadi buruh pabrik.

You
Silahkan dicoba kembali. Balik lagi kalo udah jadi CEO.

Raka terbahak di sebelah Uwi sembari mengucap "Jangan lupa disave nomor gue."

Raka baru saja berinisiatif meminta nomor Uwi. Mereka memang belum menyimpan nomor masing-masing. Selama ini mereka hanya berhubungan via direct message instagram.

"Ka, lo jangan anggep serius perjodohannya si Lily ya," ucap Uwi sambil rebahan di atas kasur.

Kebetulan seluruh toilet di vila ini sedang terpakai. Lalu Raka menumpang buang air kecil di dalam toilet kamar Uwi. Bukannya langsung pergi, Raka malah duduk bergabung dengan Uwi di atas kasur. "Santai, Wi. Tapi lo bisa kasih tau gue kalo berubah pikiran."

Raka nggak bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi Uwi yang terkejut. Mata Uwi melebar dengan mulut yang menganga.

Uwi percaya setiap orang punya tipe pasangan masing-masing. Maura Ayuka itu cewek blasteran. Mantan Raka sebelum Maura malah perempuan berkebangsaan Perancis. Jadi dengan mudah Uwi menyimpulan selera Raka bukan produk lokal yang asli 100% made in Indonesia, seperti dirinya.

"Bercanda, Wi." Sesuai permintaan Lily, Raka ingin mencoba mengenal Ruisha lebih dekat. Mungkin semacam melakukan pendekatan?

Tapi, Raka tahu mana perempuan yang punya ketertarikan padanya. Sayangnya Uwi termasuk perempuan yang nggak memiliki ketertarikan lebih pada Raka. Tapi nggak apa. Raka nggak mau terburu-buru.

"Kan gue mau kerja keras dulu biar bisa jadi CEO. Memangnya tipe cowo lo kayak gimana, Wi?" goda Raka.

Uwi mendengus kesal. "Kan lo udah tau."

"Pria yang tampan dan mapan ya Wi? Hmmm..." jemari Raka mengusap-usap dagu, pura-pura berpikir keras. "Tampang gue nggak bisa dibikin lebih ganteng lagi sih, seadanya ciptaan Tuhan. Tapi kalo jadi orang tajir, gue masih usahain."

"Yaudah kalo lo udah tajir baru deketin gue," tantang Uwi.

Tatapan Raka memerangkap mata Uwi. Membuat Uwi lupa cara bernapas.

"Gue maunya langsung lamar aja sih," bisik Raka pelan.

Uwi terkesiap.

Raka nggak kuasa menyemburkan tawa. Karena raut wajah Uwi terlalu jenaka. "Bercanda, Ruisha. Nggak usah kaku gitu."

Uwi nggak terima. Raka baru saja membuat jantungnya seakan keluar dari rongga dada. Dia memukul lengan Raka berkali-kali sebagai pelampiasan.

"Sableng lu, Raka! Bercanda lo nggak lucu. Gue sampe merinding anjir. Ngeri banget dengernya." Uwi nggak melebihkan, bulu kuduknya betul-betul berdiri.

Tawa Raka akhirnya terhenti menyisakan senyuman, lalu dia berdeham, "Segitu seremnya ya gue deketin?"

"Bukan gitu!" Ucapan Uwi terhenti oleh suara dering ponselnya yang kencang. Telepon dari Mama.

Uwi sampai lupa sejak pagi dia menunggu kabar dari keluarganya.

"Halo, Ma. Udah sampe mana?"

"Kak, kita udah sampai. Lily dimana?"

Memetik Bulan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang