26. Hanya Kita Berdua

12.4K 1.7K 424
                                    

Memetik Bulan udah mau tembus 50k lohh 😍. Makasih banyak yaa, udah baca, apalagi ramein kolom komentar 🤗. Tau nggak sih, total komentar MB beda tipis sama IWGLWY, padahal IWGLWY 19 BAB lebih banyak loh daripada cerita ini 🤣.

Tenang aja, cerita ini nggak akan tamat sebelum Uwi keliatan bucin beneran sama Raka ya 🤣🤣🤣🤣.

Berkat hasutan banyak orang, Uwi memutuskan untuk menyetujui tawaran staycation di hotel bintang lima di kawasan Gunung Geulis Bogor. Tadinya dia berniat untuk membawa serta Rori dan si kembar untuk ikut menginap di kamar berbeda. Tapi David dan Lily bersikeras untuk menjaga adik-adik Uwi, bahkan sudah memesan hotel di dekat Taman Safari. Mereka akan mengajak adik-adik Uwi ke Taman Safari besok.

"Wi, di hari pernikahan lo, coba deh satu hari aja lo jadi manusia egois. Lupain semua kewajiban lo, tanggung jawab lo sebagai anak dan kakak. Di antara 365 hari, lo cuma libur sehari aja kok nggak ngerjain tugas lo."

Uwi membuka mulut hendak menampik ucapan Lily, namun Lily kembali melanjutkan, "Fokus aja sama diri lo sendiri, Beb. Bahagiain diri lo sendiri. Ini hari pernikahan lo, bukan hari lo ngasuh adik. Biar gue sama Mas Dave yang ajak 4R jalan-jalan."

Dan berakhirlah Uwi di dalam mobil Raka. Mereka berdua dalam perjalanan menuju hotel yang sudah Ibu pesan. Sepanjang jalan, Uwi terus-terusan melirik ponsel. Menunggu kabar dari Lily. Uwi menghawatirkan apakah keempat adiknya merepotkan David dan Lily.

"Ruisha, Mbak Lily bilang aku harus sita handphone kamu kalau kamu masih sibuk sendiri," ucap Raka sambil mengemudikan mobil.

Uwi menghela napas. "Lily nggak ada kabar, Ka. Mereka udah sampe belum ya?"

Raka menghentikan mobilnya karena lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Menoleh pada Uwi, Raka menggenggam sebelah tangan istrinya. "Mas Dave dan keluarga yang lain pasti kasih kabar kalau kenapa-kenapa. Tenang aja ya? Hmm?"

Uwi menatap layar ponselnya yang sepi notifikasi, lalu beralih menatap wajah suaminya. Akhirnya dia menyerah. "Iya, Ka. Yaudah, gue matiin handphone gue aja deh biar nggak galau gini."

Raka mengusap rambut Uwi sekilas dengan tangan kirinya. Lalu kembali melajukan kemudi karena lampu lalu lintas sudah berganti warna.

"Abis ini...kita mau ngapain, Ka?" tanya Uwi penuh waspada.

"Tidur?" Senyuman Raka merekah. Meskipun wajah Raka menguarkan keletihan yang kentara, tapi sepertinya mulutnya nggak pernah pegal untuk melengkungkan senyuman. 

"Langsung tidur?" Uwi menaikkan kedua alisnya.

Senyuman Raka berganti menjadi tawa. "Atau kegiatan apapun yang kamu mau."

Merasakan sinyal bahaya, Uwi mengalihkan topik. "Kita tuh nggak pernah jalan-jalan ya, Ka? Ke Taman Safari aja wacana terus. Sekalinya 4R ke Taman Safari, eh malah sama Mas Dave Lily." Uwi tersenyum masam.

"Kamu mau kemana? Aku bisa pesan tiket sekarang juga," sahut Raka langsung. Raka pikir, mungkin dia dan istrinya bisa pergi bulan madu dadakan.

Melihat semangat Raka, memancing tawa geli Uwi. "Nggak usah ubah tujuan, Ka. Nggak apa ke hotel aja. Gue cuma butuh... tempat yang ngebuat gue nggak mikirin apapun."

Tiba-tiba perkataan Lily terputar kembali di otak Uwi. Mungkin benar kata Lily, Uwi butuh sedikit spasi, untuk melepaskan segala pikiran yang mengejarnya tiada henti.

===

Begitu selesai memojokkan koper dan mengganti alas kaki dengan sendal hotel, Raka merentangkan kedua tangannya.

"Ruisha, aku mau peluk. Boleh?"

Uwi yang tengah menaruh tasnya ke atas meja rias, seketika menghampiri Raka. Sambil melangkah mendekat, Uwi bergumam, "Kenapa lo selalu minta ijin? Jelas bolehlah."

Memetik Bulan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang