Sesuai prediksi, berita putusnya Raka dan Maura menjadi trending topic di Indonesia selama seminggu penuh. Kuping Uwi sampai panas mendengar teman kantornya menggosipi mereka.
Nggak di ruangan, nggak di kantin kantor. Tema obrolan nggak jauh dari Raka-Maura. Uwi hanya bisa mendesah lelah.
Harusnya siang ini Uwi terbebas dari lingkaran pergosipan Maura-Raka. Tapi secara mendadak Raka membatalkan pertemuan mereka setelah dia solat jumat.
Raka Arran Hardjanto
I'm sorry, Ruisha. Ada urusan mendadak. Gue udah beliin lo makanan, harusnya udah sampai di pos satpam. See you at 5 pm. Gue pasti jemput.Entah karena Raka yang membatalkan janji makan siang, atau karena orang-orang yang berlebihan mengelukan Maura. Yang jelas, Uwi merasa gerah. Sesajen dari Raka berupa Sushi yang dia order dari Jalan Pajajaran tetap nggak mengundang selera. Padahal Uwi tau harganya nggak murah. Apalagi Raka memesan sushi deco cake serta satu set bento segala. Memangnya Uwi itu Lily yang bisa disogok dengan makanan.
Lagipula mana mungkin lambung Uwi bisa menampung makanan segitu banyaknya. Alhasil set bento dan sebagian sushi dia bagi kepada rekan kerjanya di departemen R&D yang kini memenuhi meja di sudut kantin.
"Nggak rela banget couple favorit gue putus." Dita masih membicarakan topik yang sama.
Uwi mengunyah sushi sembari mengoceh di dalam hati. Keliatan favorit di luar, aslinya toksik di dalem. Cih, couple penuh pencitraan.
"Gue Mauralicious, ngeship banget Maura sama Raka. Gue sampe nangis semaleman dong pas baca beritanya," Rini ikut berkomentar.
Kernyitan dahi Uwi semakin dalam. Ngapain nangis? Harusnya ketawa bahagialah, Raka udah bebas dari Maura Lampir tukang KDRT.
"Liat nih Raka sampe klarifikasi di instagramnya. Gila, udah enam bulan putusnya." Dita menunjukkan layar ponselnya.
Uwi mengangguk dengan bangga. Gue tuh yang suruh dia klarifikasi.
"Demi apaa enam bulan? Minggu lalu Maura baru posting foto Raka loh. Ih kasian banget, cewek seperfect Maura bisa gagal moveon juga." Asmi, teman Uwi yang lain baru membuka sjara untuk mengasihani.
Uwi memasukkan satu potong sushi lagi ke dalam mulutnya dalam sekali lahap. Dia melumat dengan tenaga yang lebih kuat. Iyalah, gagal moveon gara-gara kehilangan samsak hidup. Cih, perfect apanyaaa? Tukang pukul kayak gitu cocoknya bukan jadi artis tapi pemain tinju.
"Padahal mereka cocok banget ya," komentar Dita.
Dengan hati panas, Uwi mendelik. Iya cocok. Yang satu ganas, yang satu pasrah.
"Maura yang seperfect, sejenius sama secantik itu aja diputusin tunangannya, apa kabar gue yang kentang," Rini menanggapi sambil menghembuskan napas pasrah.
Uwi jadi tambah mual karena teman-temannya yang terlalu menyanjung Maura. Lo harus liat video yang gue rekam, nyesel pasti lo bilang dia perfect. Akhlak minus kayak gitu. Lagi-lagi Uwi hanya bisa nyinyir dalam hati.
"Raka sok kecakepan banget ya. Abis numpang tenar sama Maura, followers udah banyak, eh langsung ninggalin gitu aja. Klasik banget udah kebaca," kini obrolan teman-teman Uwi mulai berubah haluan menjadi nyinyiran.
Rasanya Uwi ingin membuat teman-temannya memuntahkan kembali sushi yang telah dia beri. Uwi menghembuskan napas kesal. Masih mencoba bertahan duduk di sini, sambil membatin, Raka mah emang cakep. Isi dompetnya apalagi. Bisalah nyumpal mulut kalian satu satu.
"Mokondo pasti dia," ucap Rini sok tahu dengan nada penuh curiga.
Anjir!!! ATM berjalan gue dikatain modal konto* doang.
![](https://img.wattpad.com/cover/317099726-288-k568771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memetik Bulan [Completed]
Chick-Lit* Spin-Off: I Wanna Get Lost With You (Uwi-Raka) Sejak kecil Ruisha selalu bercita-cita memiliki pasangan yang tampan dan kaya. Sampai melewatkan satu doa penting, yaitu memeluk agama yang sama. Sedangkan cita-cita Raka hanya satu, mempunyai keluarg...