TAH - 56

5.4K 317 33
                                    

Happy Reading ✨️

***

Biasanya, bayi akan mudah menangis jika terjatuh. Tetapi, Adam dibuat heran oleh bayi gembul berjenis kelamin perempuan ini. Bayi itu malah tertawa seakan ada hal lucu yang tengah terjadi. Atau bayi itu sedang menertawakannya? Karena yang pasti saat ini ia memasang wajah aneh ketika sudah melihat wajah dari bayi tersebut.

Mata tajam Adam membulat kala bunga yang disodorkan bayi gembul itu kini berusaha dimasukkan ke dalam mulutnya. Seakan bayi itu memaksa Adam untuk memakan bunga hasil curiannya karena ia tak kunjung menerima bunga pemberian si bayi. Huh, Adam dibuat gemas sekaligus kesal terhadap bayi itu. Anak siapa sih?!

“Hei, bayi. Om nggak doyang bunga,” kata Adam berusaha menyingkirkan tangan mungil itu dari mulutnya.

Seolah mengerti, bayi itu menjauhkan bunga yang masih dipegangnya dari mulut Adam. Dia kembali menyodorkan bunga itu kepada pria yang menyebut dirinya ‘Om’. Kali ini usahanya berbuah manis, bunga yang sudah rusak itu diterima oleh Adam.

Lili yang sudah cantik sehabis dimandikan Redyna satu setengah jam yang lalu berusaha berdiri dari posisi duduknya tadi. Karena belum bisa mengendalikan keseimbangan tubuhnya, Lili hampir limbung, untung saja Adam dengan sigap menangkapnya.

“Hati-hati.”

Mata bulat Lili mengerjap menatap Adam yang terus memandanginya tanpa berkedip sejak pandangan pertama mereka bertemu beberapa menit lalu.

“Ada yang harus dilurusin sekarang. Bayi, kamu ikut Om sebentar.” Lili tidak memberontak saat Adam menggendongnya dan membawanya entah ke mana seraya berteriak memanggil seseorang.

“Abang, Lili mau dibawa ke mana?” tanya Zaky ketika Adam melintas di depannya.

“Lili? Siapa itu?”

Zaky jengah tapi ia seketika ingat jika Adam memang tidak tahu siapa Lili. “Ck, bayi yang Bang Adam gendong namanya Lili. Lili, sini gendong sama Mamang. Kamu ‘kan udah Mamang suruh buat tunggu di ruang tengah, kenapa bandel sih?”

What? Mamang? You are kidding?

Why? There is something wrong?

Adam mengedikkan bahunya. “It’s a little weird and ... plebeian.

Sekarang Zaky yang menatap sinis pria dewasa itu. “Apa masalahnya sama Abang? Nggak ada! Sekarang, ke siniin Lili-nya. Mau aku kasih makan pisang dia.” Tangannya terulur meminta Lili dari gendongan sang Abang.

No!” tolak Adam cepat dan berjalan meninggalkan Zaky yang cemberut akan penolakannya.

Dengan kaki mengentak-entak ke lantai, Zaky mengikuti abangnya dari belakang. Senyumnya merekah saat Lili menengok ke belakang lewat bahu Adam dengan sebelah tangan yang merentang ke arahnya. Zaky menggeleng dan berbicara menggunakan bahasa isyarat jika ia tidak bisa menggendong Lili karena bayi itu tidak bisa dilepaskan oleh Adam.

Lili cemberut, bibir mungil merah muda alaminya melengkung ke bawah. Detik berikutnya Lili menangis dan memberontak di gendongan Adam, hingga membuat pria yang sebenarnya adalah papi kandungnya itu kelimpungan.

“Kenapa?” tanya Adam. Ia terpaksa berhenti berjalan karena bayi yang bernama Lili itu terus meronta.

“U ... u ... u ... Mam ... Mam ....”

“Apa? Kamu mau apa?” Adam benar-benar tidak mengerti Lili berbicara apa. “Makan?” tanyanya lalu merebut pisang yang ada di tangan Zaky dan menunjukkannya kepada Lili.

Lili menggeleng dengan mata bulat yang berkaca-kaca, menyingkirkan pisang yang terus Adam sodorkan di depan wajahnya. “Mi ... Mi ... Mi ....”

“Mimi? Susu? Lili mau minum susu?”

The Angry Husband [Completed - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang