Fallen terbangun, dia membuka mata, seluruh badannya masih terasa sakit.
Ketika dia duduk, dia sudah melihat Regan berdiri dengan pakaian rapi dan memasang jam tangan.
"Pasangkan dasiku" menyodorkan dasi yang ada ditangannya tanpa perduli dengan keadaan Fallen.
"Tidak mau?? Atau kamu ingin aku mengembalikan adikmu ke tangan ayahmu?"
Fallen langsung mengambil dasi itu, dia meraih sebuah handuk untuk menutupi tubuhnya.
Namun regan menarik handuk itu "aku suka tubuh telanjangmu"
Fallen tidak bisa melawan, dia memasangkan dasi untuk Regan tanpa menatap wajah suaminya sedikitpun.
"Minum obat yang ada diatas meja, kamu tidak usah masuk kerja hari ibu"
Regan menengadahkan wajah falen dengan tangannya kemudian melumat bibir istrinya sebelum akhirnya pergi.
Fallen terduduk lemas, dia bisa bernafas lega dan segera mengunci pintu kamarnya.
Yang lebih mengagetkan adalah ketika dia melihat dirinya sendiri melalui cermin.
Bekas lebam ada dimana-mana, dibagian leher, lengan dan di bagian dada.
Fallen tidak tau apakah kehidupannya saat ini lebih buruk dari sebelumnya. Saat bersama sang ayah dia juga menerima perlakuan yang sama.
Sebelum pergi falen mandi dan menutupi bekas lebam ditubuhnya dengan fondation.
"Tok tok" terdengar suara ketukan pintu.
"Nyonya sarapan sudah siap" ucap salah satu pembantu dirumah mereka.
Fallen segera keluar dari kamar berjalan menuju dapur.
Meja dapur itu berukuran cukup besar, bisa digunakan oleh 8-12 orang.
Makanan yang tersaji juga terlalu banyak untuk dimakan fallen seorang diri.
"Kalian makanlah bersamaku" ucap fallen kepada pelayan utama dan 2 orang koki.
"Maaf nyonya, tuan Regan melarang kami untuk makan makanan yang ada di rumah ini"
"Lalu bagaimana dengan makanan yang tersisa"
"Kami harus membuangnya"
"Lalu, kalian makan dimana?"
"Tuan Regan telah memberikan kami uang untuk makan, kami makan bersama di rumah yang disiapkan tuan regan di tempat tinggal kami" menyebutkan sebuah rumah kecil yang berada tepat di samping rumah Regan.
"Apa tugasmu saat ini"
"Saya bertugas untuk melayani nyonya, mulai dari menyiapkan pakaian, mengatur jadwal makan dan menyiapkan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh nyonya"
Falen mengangguk "jika aku tidak mau makan?"
"Maafkan saya nyonya jika ada yang salah dengan ucapan saya, jika nyonya tidak menyukai menu makanannya, kami akan segera menggantinya"
"Tidak, bukan itu... aku hanya tidak suka makan seorang diri, makanlah bersamaku walau hanya sedikit.."
"Tapi nyonya, tuan bisa marah"
"Dia tidak disini.. lagipula kamu juga akan dimarahi bukan? Jika aku tidak makan, setidaknya setiap aku sarapan"
Sebuah jebakan yang sangat ampuh untuk membuat mereka bersedia menemani Fallen makan.
Fallen mendapat banyak informasi tentan Regan melalui pelayannya, walaupun tidak mudah untuk membujuknya berbicara.
"Berapa usiamu"
"29tahun nyonya"
"Aku lebih muda darimu, panggilan nyonya membuatku merasa tua"
"Tapi nyonya, tuan.."
"Sudah.. pokoknya jangan panggil aku nyonya, atau kalau kamu merasa takut panggil saya non? Agar aku terasa lebih muda"
"Baik non Falen"
"Siapa namamu?"
"Sinta non"
"Bolehkah aku memanggil namamu langsung?"
"Tentu saja boleh non"
Setidaknya ada yang bisa diajak berbicara di rumah itu, walaupun fallen tidak tau apakah Sinta adalah salah satu orang yang menjadi mata-mata Regard untuk mengawasi Falen.
"Kamu tunggu diluar, aku akan mengganti pakaianku lebih dulu"
Sinta akhirnya pergi setelah memberikan pakaian khusus untuk Fallen.
Ada tempat yang harus fallen datangi malam ini bersama regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomanceRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...