part 62 senyuman

59.3K 639 16
                                    

Shinta menatap curiga "ada rambut-rambut basah nih"

"Terus??"

"Kayaknya ada yang abis bertempur"

Fallen segera menjauh, namun shinta terus mengikutinya.

"Yang satu menghindar, yang satu lagi senyum senyum sendiri dari pagi"

Regan sangat bersemangat mencabut rumput, dan memandikan mobil, seakan dia menikmati semua pekerjaan itu.

Fallen tersenyum dari jauh, regan berubah sangat drastis, jauh lebih baik. Yang terpenting dia sangat menyayangi clara.

Beberapa saat kemudian regan mengangkat telfon, dan terlihat gelisah.

Fallen mendekat "ada masalah?"

"Ada masalah dikantor"

"Lalu? Kenapa masih disini?"

"Aku harus mengantar clara ke sekolah"

Fallen mengelus pipi regan "aku bisa mengantarnya, kamu bis berangkat lebih awal ke kantor"

"Apa tidak apa-apa?"

"Tentu saja, jangan sampai ada masalah di perusahaan, aku tidak ingin punya suami pengangguran"

"Baiklah, aku akan bersiap-siap"

Regan segera mengganti kaosnya dengan kemeja, fallen membantu regan memakai jas dan memasangkan dasi untuknya.

Bibir regan bergetar "kenapa? Apa ada yang salah"

"Tidak, aku hanya merasa senang" dengan mata sedikit memerah

"Kenapa kamu begitu cengeng sekarang?"

"Sepertinya efek usia, aku mudah terharu"

Fallen memegang kedua bahu regan, dan mengecup pipinya "hati-hati di jalan"

Regan mengangguk, dia segera pergi ke perusahaan, disana banyak yang harus dia kerjakan, dia sudah cukup bersantai, regan hampir tidak mengambil jam istirahat.

Sebuah pesan masuk di hp regan

Tidak perlu terburu buru pulang, shinta dan aku akan menjemput clara di sekolah, dia ingin ikut aku mengecek rumah makan.

Regan mendesah lega, pekerjaannya kali ini memang cukup sulit, tidak bisa pulang tepat waktu.

Banyak yang harus dia temui, salah satu investor terbesar tiba-tiba membatalkan pernjajian kerja sama, membuat perusahaan kewalahan.

Bahkan saat pulang kerumah regan akan menghabiskan waktunya untk bermain, atau menemani clara belajar, membantu fallen mengerjakan laporan keuangan, laporan pendapatan dan wajib pajak atas usahanya.

Saat semuanya tertidur barulah regan membuka laptopnya mengerjakan pekerjaannya hingga tengah malam.

Fallen sebenarnya tau, namun jika dia terbangun regan akan langsung berhenti, jika berkata ingin membantu regan akan berpura-pura bahwa pekerjaannya sudah selesai.

Tidak ada yang bisa fallen lakukan selain menyediakan teh hangat yang sengaja dia letakkan di atas meja dan berpura-pura lupa meminumnya.

Fallen tau, regan berusaha untuk menjadi ayah dan suami yang baik, dia sudah bertekad.

####

Tasya pergi ke pasar kemudian seseorang menarik tasnya, refleks tasya berteriak dan mengejar pria berpakaian serba hitam itu. Namun terpeleset ketika kakinya tidak sengaja menginjak buat tomat yang sudsh busuk.

Dicky sedang membeli sebuah permen kapas di pojok pasar.

"Tunggu sebentar ya mas, saya nuker uang dulu buat kembalian" dicky menunggu.

Tiba tiba seorang laki-laki melempatkan sebuah tas, dan refleks dicky menangkapnya dengan wajah kebingungan.

"Ini dia..." seorang gadis menujuk ke arah dicky. "Aku menangkapmu"

"Apa?"

Beberapa laki-laki langsung memegang kedua tangan dicky.

"Apa apaan ini"

"Kami akan membawamu ke kantor polisi"

"Kenapa?"

"Ini buktinya" mengambil tas di tangan dicky.

Tasya langsung mengambil tasnya "ini bener tas saya"

"Bukan aku, tadi ada pria memberikannya padaku, aku disini untuk membeli permen kapas"

"Kamu fikir masuk akal? Orang dewasa sepertimu membeli permen kapas"

"Itu untuk.." belum menyelesaikan kalimat mereka semua langsung menarik dicky ke kantor polis.

Yang terburuknya lagi, rupanya pria tadi juga menjabret tasnya yang berisi dompet dan hp tanpa dia sadari. Alhasil dicky tidak bisa memperlihatkan kartu identitas dan tidak hafal nomor hp keluarganya.

Saat menyebutkan nama, polisi merasa curiga.
"Ini benar wajahmu? Mirip tapi sedikit berbeda"

"Itu 5 tahun lalu, waktu aku masih gemuk"

"Kamu seorang dokter"

"Iya"

Dan masih saja polisi merasa curiga terlebih tasya yang terus menggiring opini buruk tentang dicky.

Tidak lama fallen datang ke kantor polisi setelah mendapat pesan dari tasya bahwa dia tidak bisa pulang lebih cepat karena di jambret dan sedang berada di kantor polisi.

"Dek, kamu baik-baik aja?"

Dicky langsung melirik asal suara yang dia kenal.

"Baik kak, tasku balik tapi isinya kosong pasti di sembunyiin sama copetnya"

"Mana orangnya?"

"Itu" menunjuk ke arah dicky.

Fallen menganga "dokter dicky?"

"Kakak kenal?"

Fallen mengusap wajahnya, dia tau sepertinya ada kesalah fahaman, tasya dan dicky memang tidak pernah bertemu sehingga tidak saling mengenal.

Namun menjadikannya tahanan polisi dengan tuduhan sebagai pencopet, cukup membuat fallen merasa bersalah.

Fallen segera mengomeli tasya "kamu seharusnya jangan asal menuduh, dengerin dulu penjelasan orang"

"Maaf kak"

"Astaga tasya, dia itu udah baik banget sama kakak, kakak gak mau tau kamu harus minta maaf, kakak ini harus segera jemput clara ke sekolah, kamu selesain semuanya."

"Iya kak"

"Pokoknya harus beres"

Tasya memgangguk takut, dia kembali dan mencabut laporannya, akhirnya dicky terbebas dari tuduhan tanpa memanggil keluarganya.

"Maaf, aku salah faham"

"Seharusnya kamu mendengarkanku lebih dulu"

"Lagian kamu bodo amat mau aja megangin tas orang gak dikenal"

"Jadi salahku?" Tanya dicky.

Tasya menunduk "tidak maaf salahku"

"Aku akan memaafkanmu karena kamu adik temanku"

Baru saja berniat pergi, dicky mendengar suara bunyi perut tasya yang kelaparan, karena kejadian itu, dia terlambat untuk masak.

"Aku lapar, makanlah denganku" ucap dicky berpura-pura.

"Tidak perlu"

"Katanya mau dimaafin?"

Tasya akhirnya mengikuti dicky dari belakang menuju sebuah tempat makan kecil di dekat kantor polisi.

1PART LAGI TAMAT


Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang