Fallen segera pulang membawa tasya dan 2 temannya ke rumah, mereka akan menginap setidaknya 1 hari, besok regan akan mengantar mereka kembali karena libur kuliah sudah berakhir.
Jam 5 sore regan pulang, dia langsung menyapa tasya dengan senyuman lebar, sembari membawa sekantong chiken wings pedas kesukaan adik iparnya.
"Wahhhhh chiken wings"
"Aku sudah menepati janjiku"
"Makasih kak regan.."
Yudha naik keatas menuju kamar untuk mengganti pakaian.
Fallen datang membawa teh hangat, sepertinya suaminya sangat lelah karena pekerjaan akhir-akhir ini.
"Terimakasih sayang" sambil mengecup kening fallen.
"Kamu lelah?"
"Mm, tapi sudah hilang setelah melihatmu dan tasya"
"Aku, boleh keluar malam ini?"
"Kemana?"
"Ketemu temen SMA, dia gak dateng di reuni kemarin"
"Benarkah? Kalau begitu temuilah, biar aku yang menemani tasya. Dia ingin mencoba bermain piano aku akan mengajarinya"
Fallen mengangguk, lantas dia mandi. Jam 6 berangkat menggunakan google maps seorang diri, dan tiba tanpa kendala.
Rumah yudha cukup minimalis, tidak terlalu besar.
Fallen mengetuk pintu, tak lama yudha keluar dengan senyuman hangat.
"Masuklah, katanya makan diluar"
"Aku masak untukmu" langsung menarik pergelangan tangan fallen.
Ini diluar rencana, yudha meminta fallen datang dengan alasan mobilnya bermasalah, namun itu hanyalah alasan agar fallen datang ke rumahnya.
Saat masuk makanan sudah terhidang di meja, tertata rapi layaknya masakan seorang chef.
Segelas wine dan lilin juga menyala diatas meja makan, sebuah musik romantis terdengar dari sebuah piringan hitak classik.
"Cobalah, aku memasaknya sendiri" menyodorkan makanan dengan garpu.
Fallen mengambil garpu itu, dia takut yudha akan salah faham jika dia menerima suapannya.
"Enak"
"Benarkan" terlihat senang dengan pujian.
Fallen segera menyelesaikan makannya, dia harus segera pulang, perasaannya mulai tidak enak.
Namun yudha terus menahannya, "aku membawa cincin ini untukmu, apa kamu mau menggunakannya?"
"Yudha, berapa kali harus kubilang, aku sudah menikah, aku memiliki cincin pernikahan"
"Masa bodoh dengan pernikahanmu, aku sungguh tidak bisa melepasmu, haruskah aku mengubah cincin ini menjadi kalung? Agar kamu bisa menggunakannya dengan tenang"
"Aku tidak menggunakan perhiasan, selain yang diberikan oleh suamiku"
"Kenapa kamu sangat kejam, kamu meninggalkanku begitu saja, tanpa alasan tanpa penjelasan membuatku bingung.."
"Maafkan aku" hanya kata itu yang bisa terucap.
Yudha mendukkan badan dengan kedua lututnya. "Kumohon jangan tinggalkan aku.."
Dengan air mata menetes, ini kali pertama fallen melihat yudha menangis.
"Bangunlah" fallen berusaha menarik yudha agar berdiri dengan menarik bahunya.
Yudha langsung menggunakan moment itu untuk memeluk fallen dengan erat.
Pelukan itu sangat erat hingga fallen tidak bisa melepaskan diri.
"Apa tidak ada sedikitpun perasaanmu untukku?"
Fallen tidak bisa menjawab, mendadak bingung.
Aroma yudha seakan kembali mengingatkannya tentang masalalu yang indah.
"Lihat aku, apa kamu sudah melupakan masa masa kita bersama? Aku.. terus menjalani hari-hariku hanya focus pada study agar aku bisa segera kembali dan mencarimu.. agar kita bisa tetap bersama"
"Mustahil, aku milik pria lain"
"Tidak masalah, setidaknya biarkan aku menetap di hatimu.. aku bisa menjadi orang ke 2 ketiga atau keberapapun asalkan kamu tidak melupakanku"
Setelah itu yudha langsung mencium bibir fallen, dengan kilat.
Fallen tidak bisa mengelak, terlalu cepat dan ahli, seakan terhipnotis, masa masa mereka saat menjalin hubungan kembali teringat.
"Hhhh" suara nafas berat saat dua bibir menyatu mulai terdengar.
Tubuh fallen terhimpit antara dinding dan tubuh yudha.
Tangan yudha memegang kedua tangan fallen.
"Hh sayang.. tidurlah disini" bisik yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomantiekRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...