Regan melihat sebuah panggilan di layar hpnya, namun dia masih berada di dalam ruang meeting.
Seseorang sedang mempresentasikan sebuah proposal pembangunan, namun Regan tidak bisa fokus disana.
"Aku harus pergi, ada keperluan yang sangat penting"
Dan langsung meninggalkan ruangan, semua karyawan terheran heran, regan bukan type bos yang pergi dari ruang meeting sebelum selesai.
Diluar regan segera menelfon fallen kembali, dia juga melihat notifikasi baterai hpnya yang sudah sekarat.
Tidak perlu berfikir panjang, regan langsung pulang menuju rumah. Regan tau mustahil fallen akan menelfonnya, jika ada tamu penting dia akan meminta pelayan untuk menelfon menggunakan telfon rumah.
Tiba dirumah, semua terlihat normal, sebuah sepatu laki-laki menandakan kedatangan seseorang.
"Dimana istriku, apa ada tamu"
"Iya tuan, ada ayah nona fallen"
"Dimana"
"Sepertinya diatas tuan"
Regan bernafas lega, bahwa tamu itu adalah mertuanya, dengan santai menaiki tangga menuju kamar mereka.
Tok tok
Mengetuk pintu sebelum membukanya sebagai sopan santun.
Regan membuka pintu, dia melihat fallen berdiri membelakangi ayahnya menghadap jendela.
"Ayah"
"Oh menantuku sudah pulang bekerja"
"Mengapa tidak memberitahuku jika ayah akan datang"
"Ayah tidak ingin merepotkanmu, ayah hanya ingin melihat keadaan putri ayah" menatap kearah fallen.
"Apa ayah sudah makan siang" tanya regan.
"Tidak perlu, karena aku sudah melihat putriku dengan puas, aku akan pulang"
"Kenapa terburu-buru"
"Ayah masih ada kepeluan, tolong jaga putri ayah satu-satunya dengan baik"
Regan mengangguk, dia segera mengantar mertuanya hingga halaman rumah.
Saat dia kembali ke dalam kamar, fallen tengah berada di dalam kamar mandi.
Regan menunggu, dia sedikit heran mengapa fallen begitu dingin kepada ayahnya sendiri, dia tidak menoleh bahkan tidak ikut mengantar sang ayah hingga depan rumah.
Regan duduk sembari melihat data penting melalui hp, terlalu lama menunggu membuat regan tanpa sengaja tertidur.
Saat dia terbangun arah jarum jam sudah berubah cukup jauh, sekitar 1 jam setengah.
Namun dia belum melihat fallen, suara air mengalir masih terdengar. Regan segera mengetuk pintu kamar mandi merasa khawatir.
"Tok tok tok"
"Fallen... kamu masih di dalam?"
Tidak ada jawaban "aku akan mendobrak pintu ini"
Setelah mengatakan kalimat itu, suara air berhenti.
Tak lama fallen keluar, dengan pakaian handuk mandi. Fallen biasanya akan mengganti pakaian di dalam kamar mandi, melihat fallen keluar dengan pakaian handuk mandi yang memang ada di rak kamar mandi, itu artinya dia tidak siap atau tidak berniat untuk mandi sebelumnya.
Regan mengecek ke dalam kamar mandi, terlihat pakaian fallen yang basah di lantai.
"Kamu mandi dengan pakaianmu?"
"Aku sedang tidak ingin berbicara"
Wajahnya terlihat pucat, kulit telapak tangannya mengeriput akibat basah dalam waktu lama.
"Kamu bertengkar dengan ayahmu?" Masih bertanya.
Walaupun fallen tidak menjawab, regan melipat kedua kakinya menjadi posisi berjongkok, memegang kedua pipi fallen yang duduk diatas kasur.
"Ini sangat dingin, aku akan mematikan Ac"
Namun fallen menahan regan dengan meremas kemeja baju di pergelangan tangan regan.
"Kenapa, ada hal lain yang kamu butuhkan?" Setelah itu regan menyadari leher fallen yang terluka seperti bekas cakaran. "Kamu terluka?"
Fallen langsung memeluk regan dengan erat.
Dia bersyukur regan datang tepat waktu, namun dia tidak bisa mengatakan apapun, dia hanya bisa memeluk regan sambil menangis.
Dia juga tidak bisa menjelaskan hal apapun yang terjadi, saat ayahnya berusaha untuk mencium bibirnya, fallen mengelak dan malah membuat sang ayah mencium lehernya, setelah itu regan mengetuk pintu dan berhasil membuat sang ayah langsung menjauh.
Walau begitu fallen merasa sangat jijik, dia menggosok lehernya berkali-kali hingga kukunya membuat sebuah goresan tipis yang mekukai lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomanceRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...