Pagi hari jam 7 pagi, regan dan fallen sarapan di sebuah restoran kecil yang ada di dekat Villa.
Dan tanpa sengaja juga tante Devi bersama 2 gadis muda datang untuk sarapan.
"Oh pak regan dan nona Fallen, selamat pagi, aku meminta maaf atas ucapanku yang kurang sopan semalam"
Fallen mengangguk, regan mencoba untuk mencari alasan untuk pindah karena merasa tidak enak.
"Disini saja, aku tidak masalah" ucap fallen seakan tau apa yang dirasakan Regan.
Regan kembali duduk, tante Devi malah duduk satu meja dengan mereka berdua, lebih menyebalkannya lagi, Fallen mengizinkan mereka ber 3 untuk bergabung.
"Oh iya ini Tasya dan aurel"
Mereka berjabat tangan, sesekali fallen melirik kearah 2 gadis yang sepertinya seusianya.
"Oh iya pak regan sepertinya memang menyukai gadis yang lebih muda.. nona fallen terlihat masih muda dan cantik"
Fallen tersenyum "tapi tante bilang kecantikan anak-anak tante nggak kalah dari saya"
Suasana mulai mencekik, tante devi bukan orang yang ramah, dia type yang tidak mau kalah, mendengar ucapan fallen bagi tante devi terdengar seperti sebuah tantangan.
"Kecantikan, cukup relatif tapi yang pasti anak-anak tante pintar dalam memuaskan laki-laki" sambil tertawa diikuti kedua wanita di sebelahnya.
Tak lama datang seorang wanita yang tak kalah cantiknya, dia datang dengan menggunakan kacamata hitam dan tas merah.
"Halo mami.." berpelukan dengan tante devi.
Wanita itu membuka kacamata "loh mas Regan"
Tanpa aba-aba langsung memeluk regan dengan erat, sementara regan merasa tidak mengenal wanita itu.
"Mas regan gak inget? Ini aku kayla, kita udah pernah ngedate 2 kaliloh"
Regan menganga, sungguh sial kali ini, fallen tidak lagi bisa mengondisikan ekspresinya. Dia merasa kesal dan kalah.
"Aku udah selesai sarapannya, aku balik duluan"
Regan segera mengejar fallen dan meninggalkan 4 wanita itu.
Saat masuk ke dalam villa fallen meletakkan hp diatas kasur san mencuci muka.
"Kenapa ikut balik?" Saat melihat regan duduk di atas kasur.
"Kamu balik ya aku balik"
"Mereka kan pengen ngobrol sama kamu"
"Akunya nggak"
"Kenapa nggak?"
"Mending ngobrol sama kamu" jawab regan.
"Oh ya? Padahal sayang banget loh, sapa tau dapet pelukan lagi"
"Kok gitu ngomongnya?"
"Emang gitu kan"
"Daripada dipeluk mereka mending do peluk kamu"
"Lidah emang gak bertulang, mustahil"
"Kenapa mustahil"
"Mereka lebih cantik, lebih seksi"
"Siapa bilang"
"Mereka juga pinter muasin cowok-cowok kayak kamu"
"Kamu cemburu?"
Fallen mengalihkan wajahnya "mustahil cemburu, sana temenin mereka"
"Yakin?"
"Mm silahkan"
Regan berjalan kearah pintu, belum sampai, dia berbalik arah memutar tubuh fallen hingga berbalik ke arahnya, kemudian mencium bibir fallen dengan cukup panas.
Hingga membuat nafas Regan bergemuruh. Dia berusaha menahan diri dan melepaskan bibir Fallen sebelum berbuat lebih jauh.
"Hhh maaf, aku tidak bisa menahan untuk tidak mencium bibirmu"
Fallen menatap langsung wajah Regan "bukankah mereka lebih menarik"
"Kamu jauh lebih menarik"
"Tidakkah kamu lebih menginginkan mereka"
"Aku jauh menginginkanku, tidak ada yang lebih kuinginkan selain kamu"
"Lalu kenapa berhenti"
"Aku berjanji untuk tidak melakukannya tanpa izinmu"
Lantas fallen memegang kerah kemeja Regan, menjinjitkan kakinya kemudian mengecup bibir Regan.
Ini pertama kalinya fallen mencium Regan. Tapi regan masih ragu, apakah ini lampu hijau karena itu hanyalah sebuah kecupan.
Fallen terlihat sedikit ragu hingga untuk kedua kalinya dia mendongakkan wajahnya kemudian menyayukan bibirnya.
Kali ini bukan hanya kecupan, namun sebuah ciuman panas, yang berhasil membuat panas regan.
Regan langsung mengangkat rubuh fallen dan menidurkannya diatas Ranjang, bibir keduanya kembali beradu, semakin panas beriringan dengan nafas keduanya yang semakin memburu.
Regan melucuti satu persatu pakaian Fallen dengan cepat, seakan sudah profesional.
Ciumannya terus turun ke leher, kemudian ke dada secara perlahan kali ini dia tidak melewatkan setiap inci lekukan tubuh indah Fallen.
Penis regan semakin menegang dan sudah tidak sabar untuk menerobos masuk, regan naik keatas tubuh fallen, dengan pinggang diantara kedua kaki fallen.
"Hhhh perlahan..."
Regan mengangguk, dia kembali mencium bibir fallen, sementara tangan kanannya membantu penisnya untuk masuk delam lubang vagina yang masih cukup sempit.
"Mmmhh"
Tangan fallen meremas sprei kasur. Perlahan Regan mendorong penisnya semakin dan dan mulai membuat gerakan.
Vagina Fallen yang sudah basah membuat regan semakin merasa nikmat, membuat penisnya semakin mudah untuk masuk.
"Hhh hhh"
Suara nafas fallen mulai memburu, keringat ditubuh regan mulai bercucuran.
Tangan kiri regan meremas payudara fallen.
Regan mempercepat gerakannya.
"Aaaahhh hhhhh" fallen tidak lagi bisa menyembunyikan desahannya.
"Hhhh aku mencintaimu hhhh" ucap regan dengan nafas berat.
"Hhhh"
Gerakan regan semakin cepat, vagina fallen semakin basah.
"Aaahhhh aaahhhh hhhh"
"Hhhh sayangggg, aku keluarin di dalem.. hmmmm?"
Fallen menggeleng, dia tidak membawa obat, dan regan tidak menggunakan pengaman.
"Hhh pleasee... hmmm??..."
"Ahhhhh" penis regan masuk semakin dalam disini fallen sudah tidak bisa berfikir jernih.
"Ahhhh hhhh"
Gerakan regan sudah tak beraturan penisnya semakin menegang.
"Aahhh hh keluarinnnnn"
"Argghh" regan mendorong kuat penisnya, dia mencapai klimaks .
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomanceRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...