part 17

61.5K 984 14
                                    

"Perlahan.. jangan sekarang.. tidak mudah untukku mengatakannya" sambol menangis.

Regan berusaha menahan egonya, dia memilih untuk menunggu.

####

Hari sudah pagi, saat terbangun fallen mencium aroma bunga.

Saat melirik ke arah meja ruangan, fallen melihat sebuah pot berisi tanaman bunga yang disinari langsung oleh matahari melalui jendela yang terbuka.

"Bunga?"

"Geranium" jawab regan yang sedang bersiap untuk bekerja.

"Bagaimana bisa ada bunga disini?"

"Aku memiliki seorang teman yang menjual bunga"

"Lalu?"

"Aku mendengar bahwa bunga itu memiliki aroma yang enak dan menyegarkan, lalu aku membelinya"

"Kapan kamu membelinya? Semalam imi belum ada"

"Tadi pagi"

"Ada toko yang buka?"

"Itu milik temanku, jadi aku memintanya buka lebih awal"

"Tiba-tiba?"

"Aku mendengar bahwa kamu menyukai tanaman, terutama aroma bunga"

Fallen tersenyum "jadi kamu melakukannya untukku?"

"Tentu saja tidak, aku kebetulan ingin kamar ini lebih hidup, aku kesulitan tidur akhir-akhir ini"

Fallen tetap tersenyum lebar, dia tau regan hanya tidak mau mengakui itu karena harga dirinya.

"Aku berangkat dulu, jika butuh sesuatu bisa bilang ke sinta atau pak nanto, hari ini mungkin aku akan pulang larut malam, karena banyak orang yang harus aku temui hari ini untuk kesepakatan proyek baru"

Fallen segera berdiri, memasangkan dasi regan tanpa diminta untuk pertama kali.

"Jangan lupa untuk menyelesaikan kasus di gedung A, kamu juga harus mendengarkan para pengunjuk rasa, mereka akan kehilangan tempat tinggal mereka, jadi, tolong pikirkan baik-baik dan beri mereka tawaran yang tidak terlalu kejam sebagai kompensasi"

"Aku seorang pembisnis, aku tidak bisa selalu menggunakan perasaan"

"Aku tau, aku hanya memintamu untuk mengambil keputusan terbaik, keputusan yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, aku percaya dengan keahlianmu"

"Apa keahlianku"

"Kamu selalu berhasil mendalatkan solusi dan mengambil keputusan terbaik"

Regan langsung tersenyum lebar mendengar pujian dari sang istri.

Dia kemudian pergi, fallen tidak memiliki aktivitas apapun hari ini, akhir pekan memang sedikit membosankan untuk wanita yang suka bekerja seperti fallen.

Tapi minggu ini berbeda, adik kesayangannya akan datang, libur kampusntelah tiba.

Fallen tidak sabar menunggu jam dimana adiknya akan tiba, dia hanya menunggu dirumah karena tasya bersikeras untuk pergi sendiri, dia berangkat dengan kereta dan menaiki taxi ke alamat dimana fallen tinggal saat ini.

Namun tasya tidak kunjung tiba, bahkan seharusnya kereta yang dia tumpangi tiba 2 jam lalu, fallen terus menelfon hingga akhirnya telfon diangkat.

"Halo putriku"

"Kenapa ayah yang mengangkat telfon"

"Ayah sangat merindukan putri ke dua ayah, karena itu ayah mengajaknya untuk main kerumah ayah sebentar"

Fallen langsung berdiri, tidak berfikir lama dia segera pergi dengan taxi. Bahkan fallen mengabaikan pertanyaan pak nanto yang menawarkan diri untuk mengantar.

Fallen adalah anak pertama, ayahnya meninggal saat dia kecil dalam sebuah kecelakaan.

Dia anak tunggal, hingga kemudian seorang laki-laki memperkosa ibunya, hingga hamil dan membuatnya memiliki seorang adik tiri.

Laki-laki bejat itu adalah ayah tirinya saat ini. Walaupun tasya dan fallen memiliki ayah kandung yang berbeda namun fallen menyayangi tasya sebagai adik kandungnya sendiri, begitu juga dengan tasya yang sangat menyayangi sang kakak.

Fallen segera mengetuk pintu, sang ayah keluar dengan senyuman lebar.

Fallen langsung masuk memastikan tidak terjadi hal buruk pada adiknya.

Setelah memastikan itu, fallen segera mengajak tasya untuk ikut dengannya, namun sang ayah menahannya.

"Sebelum pulang, bagaimana jika makan lebih dulu?"

Fallen berusaha menolak namun sang ayah terus meyakinkan.

"Hanya makan siang, setelah itu kalian bisa pergi"

Terpaksa fallen makan dan minum secepat mungkin agar mereka bisa segera pergi, namun tiba-tiba kepalanya tetasa amat pusing.

Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang