part 59 apapun

26.6K 669 11
                                    

Mereke berdua kembali kerumah, regan membukakan pintu mobil untuk fallen.

Tidak lama sebuah sendal melayang terbang dan mendarat tepat mengenai kepala regan.

"Aw" regan segera melirik ke arah sendal itu berada.

Dia bisa melihat wajah gadis yang dia kenali, regan tersenyum "sinta, kamu udah dewasa" dengan senang menghampiri sinta sambil membuka lebar kedua tanganya.

"Brakk!!"

"Akhh" regan menjerik sakit ketika kakinya di tendang oleh tasya.

Yang membuat paling sakit, tasya menggunakan sepatu sneakers tebal, tendangannya tepat mengenai betis.

"Syukurin itu pantas untukmu"

Fallen tersenyum, tasya segera memanggil kakaknya "kamu jahat, kamu bahkan menikah tanpa persetujuanku"

"Aku sudah menelfonmu"

"Aku belum sempat menjawab kakak langsung mematikan telfon"

"Itu karena kakak tau bahwa kamu akan mengomeli kakak"

Shinta sebelumnya ada di luar negeri, dia sudah sukses, karena itu dia tidak bisa datang, sementara fallen sengaja menolak panggilan telfon sinta karena tau bahwa sinta pasti akan sangat marah.

"Tunggu aku di dalam, setelah memberi pelajaran pria tua ini, aku akan mengomeli kakak"

Fallen tertawa dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Pria tua? Sejak kapan kamu bisa berbicara sekasar itu?" Ucap regan

"Sejak saat ini? Kamu tidak mendengarnya?" Tasya maju.

"Tunggu tunggu" regan mundur, betisnya masih terasa sakit

"Jangan mencoba lari"

"Tasya dengarkan aku dulu"

"Aku tidak punya waktu untuk mendengarkanmu"

Regan langsung berlari, tasya mengejarnya sambil membawa sebuah sapu.

Mereka berlari memutari halaman rumah hingga regan menyerah kelelahan.

"Nih rasain"

Regan segera menahan tongkat sapu itu "tasya, aku sudah tua, bagaimana jika membicarakannya baik-baik"

"Membicarakannya? Kakakku masih muda tapi dia sudah kehilangan pendengaran juga salah satu penglihatannya" dengan mata berkaca kaca.

Regan diam, dia melepaskan tongkat itu, kemudian berjongkok "aku pantas mendapatkannya, pukullah"

Tasya membuang tongkat itu "tidak, ini bahkan tidak cukup untukmu.. jika kamu berani menyakiti kakakku lagi, aku sendiri yang akan membunuhmu"

Regan diam dia setuju dengan ucapan tasya.

Tak lama kemudian clara datang, dijemput oleh shinta, dengan masih menggunakan seragam sekolah dia langsung berlari memeluk regan.

Ekspresi tasya langsung berubah, tersenyum ramah, dia tidak boleh bersikap kejam di hadapan anak kecil.

"Lo.. tante tasya?" Baru menyadari kedatangan tantenya.

Tasya langung memeluk clara "tante bawa oleh-oleh buat tasya, ayo masuk ke dalam"

Regan mengikuti dari belakang, di dalam fallen dan eva (salah satu pembantu) tengah sibuk menyiapkan masakan.

Regan membantu, melipat lengan kemejamya yang panjang, kemudian alat alat dapur yang kotor.

"Kamu bisa melakukannya?"

"Aku sudah lama tinggal sendiri, tentu saja aku bisa melakukan apapun" semenjak bercerai regan tinggal sendiri tanpa pembantu.

Fallen mengangguk "kalau begitu, sekalian masak, kamu pasti juga bisa kan" langsung memberikan regan pisau untuk memotong bawang.

"Aku? Tapi aku tidak tau apakah masakanku enak atau tidak"

"Cobalah" fallen pergi begitu saja.

Sementara eva menatap tidak percaya ke arah regan "aku sungguh bisa"

"Kita lihat saja" dengan ekspresi mengejek, eva dulunya juga salah satu pelayan regan.

2 jam hidangan siap untuk disantap, regan kembali ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian karena bau masakan.

Sementara eva dan tasya membantu menata makanan di atas meja. Saat regan kembali semuanya sudah berkumpul di meja makan

Tasya langsung mencoba beberapa menu yang ada.

"Gimana?" Tanya sinta

"B aja.. ya layak makan" berbohong, sebenarnya itu cukup enak, hanya saja tasya terlalu gengsi untuk mengatakannya.

Clara makan dengan lahap, begitu juga dengan yang lainnya.

Semuanya mengobrol dengan santai, disertai canda tawa, regan hanya menjadi pendengar baik, sesekali itu tersenyum mendengarkan celotehan tasya yang lucu.

Sungguh keluarga yang hangat, semuanya masih terasa seperti mimpi.

Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang