part 12 trauma

81.3K 1.1K 28
                                    

Fallen memindahkan beberapa baju yang ada di lemari ke dalam kamar tamu yang memang kosong.

"Apa maksud semua ini"

"Selama kamu masih melihatku sebagai orang lain, kita akan tidur terpisah"

Regan menolak dengan keras dia mengangkat kembali baju baju itu dan menggendong fallen kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Tidak ada kamar terpisah"

"Kalau begitu, aku tidur di lantai"

Regan membiarkannya, dia mencoba untuk tidak perduli, namun sulit untuk tertidur, beberapa kali melihat ke arah bawah dimana istrinya tidur, dengan selimut tebal namun matras tipis yang mungkin akan membuat seluruh tubuhnya kesakitan di pagi hari.

Saat fallen benar benar terlelap, regan segera menganggkat tubuh istrinya menidurkannya di atas ranjang. Regan keluar membuat teh hangat dan meminumnya di ruang kerja.

Dia membuka laci dan menghidupkan hp yang berisi kenangan buruknya bersama Laura.

Setelah dilihat lagi, dia sadar fallen bukanlah laura, mereka sangat berbeda. Namun bayang bayang Laura dan kebenciannya tidak mudah hilang, terkadang regan masih melihat laura dalam diri Fallen.

Keesokan hari, regan berangkat kerja lebih awal sebelum istrinya terbangun dan pulang saat istrinya sudah terlelap, dia melakukan itu dengan sengaja, karena mengingat ucapan Reny bahwa dia tidak boleh menyakiti Fallen hingga pulih seutuhnya.

Regan tidak bisa mempercayai dirinya sendiri untuk tidak menyakiti Fallen, dia memilih untuk menghindar.

Fallen yang masih memiliki luka yang terlihat akhirnya mengambil cuti kantor beberapa hari.

###

4 hari kemudian

"Sinta, ikut denganku"

"Kemana non"

"Belanja"

"Loh, kan bisa minta mbak tatik nanti di catet"

"Aku pengen belanja sendiri" sambil menarik lengan sinta.

Mereka pergi belanja di supermarket, hingga trolly penuh dengan makanan, beruntung pak yanto ikut bersama mereka untuk membawakan belanjaan.

Fallen semakin akrab dengan sinta, dia juga sering berbicara dengan pembantu lain, sikapnya yang friendly membuat para pekerja di rumahnya tidak tertekan dan lebih santai.

"Pak tolong nanti bawa masuk ke dalem ya"

"Siap non"

Fallen cukup bahagia, dia mulai melupakan rasa kesal dan sakit hati atas perlakuan regan beberapa hari lalu.

Terlebih ketika dia tau bahwa regan hampir selalu memasangkan selimut untuknya saat tertidur.

"Sepatu siapa ini?" Tanya fallen saat melihat sepatu kulit berwarna hitam di depan pintu.

"Maaf non, tadi saya berusaha nelfon non fallen sama sinta tapi gak ada yang respon, ayah non dateng dari setengah jam lalu"

Senyum di wajah fallen berubah masam, dia langsung melihat sang ayah yang tengah duduk santai di sofa ruang tengah.

"Putriku akhirnya datang" menyapa dengan senyuman.

Fallen tidak bisa membalas senyuman itu, dia segera mendekati sang ayah.

"Kenapa kesini? Apa yang ayah butuhkan?"

"Apa maksudmu, tentu ayah datang untuk melihat putri cantik ayah"

"Ayah membutuhkan uang? Aku akan segera mentransfernya"

"Tenanglah, santai, ayah datang untuk melihat keadaan putri ayah satu-satunya. Sepertinya kehidupan putri ayah setelah menikah sangat bahagia" melihat sekeliling. "Dengan rumah luas dan mewah, pelayan yang cantik dan ramah"

Fallen segera pergi naik ke lantai atas dia mencari hpnya yang tertinggal di kamar, segera menelfon regan.

Namun suaminya tidak kunjung mengangkat telfon, hingga fallen menyadari sepasang tangan tengah melingkar dipinggangnya, saat itu juga ponsel yang dia pegang terjatuh ke lantai.

"Ayah suka aroma rambutmu" berbisik di telinga fallen.

Tubuh fallen mematung, dia tidak bisa bergerak, rasa takut dan trauma yang amat besar membuat sekujur tubuh fallen tidak bisa bergerak.

Ayolahh fallen.. larii.. lawan..

Berbicara pada diribya sendiri, namun tubuhnya terasa sangat lemas, gemetar dan tidak berdaya.

"Apa kamu tidak merindukan sentuhan ayah???"

Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang