Regan melepas ikat pinggangnya dan Tanpa ragu regan memberikannya pada Fallen.
"Berbalik"
Bekas jahitan robekan peluru yang pernah bersarang di punggung belakang regan masih jelas terlihat.
Sementara di beberapa sisi tubuhnya yang lain juga masih memiliki bekas yang hampir sama. Bekas tusukan pisau di lengan, pinggang dan bahu juga masih membekas saat regan membalikkan badan membelakangi fallen.
Fallen memegang erat ikat pinggang itu dan siap mencambuk punggung regan.
Sekali cambukan, regan diam, tangannya meremas celana untuk menahan agar dia tidak bergerak, sejujurnya ini lebih baik, setidaknya dia bisa merasakan sedikit rasa sakit yang dialami istrinya.
Cambukan kedua, regan masih tetap diam, tak bersuara, tangan fallen sudsh mulai gemetar.
Cambukan ketiga kembali mendarat dengan kuat, lagi-lagi regan menerimanya tanpa mengeluh.
Saat akan melemparkan cambukan ke 4 fallen tidak sanggup lagi, 3 cambukan itu meninggalkan bekas memerah di punggung regan.
Fallen memeluk regan dari belakang, sebuah pelukan hangat yang membuat regan bertanya-tanya.
"Ini masih 3 kali cambukan, kenapa kamu berhenti"
"Sudah cukup aku tidak sanggup untuk meneruskannya" jawab fallen dengan posisi masih memeluk regan.
"Kenapa, padahal dulu aku melakukannya tanpa berfikir panjang, aku akan merasa sedikit lega jika kamu melakukan hal yang sama"
"Tenang saja, aku akan membuatmu menebusnya"
Regan berbalik menghadap fallen "terimakasih sudah memberiku kesempatan walaupun kamu membenciku"
Fallen meminta regan untuk kembali ke atas kasur, mereka duduk berhadapan.
"Aku hanya marah dan kecewa, tapi tidak pernah membencimu"
Fallen mengecup bibir regan, kecupan yang membuat isi kepala regan kosong seketika.
Regan mengusap pipi fallen, tangan kiri regan mengusap bagian belakang leher fallen, mereka berciuman cukup lama, regan tidak berani untuk melakukan lebih, dia terlalu takut.
Regan mundur, nafasnya mulai memburu, dia mulai dipenuhi hawa nafsu, penuh dengan keringat.
"Kenapa?"
"Aku takut, aku lepas kendali"
"Kamu tidak diizinkan untuk beranjak dari kasur"
Fallen kembali tersenyum, ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Fallen melepas satu persatu kancing kemejanya.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Jiks kamu takut, biar aku yang lepas kendali"
Regan langsung mengalihkan tatapannya, fallen segera meraih regan dan kembali menciumnya.
Regan mundur hingga terlentang, seluruh kancing kemeja fallen terlepas, tubuh keduanya menempel walaupun fallen masih menggunakan bra.
Regan tidak sanggup menahan nafsu dan godaan dari fallen, penisnya sudah sangat menegang, itu terasa sangat jelas.
"Milikmu tidak bisa berbohong" fallen mengikat kedua tangan regan dengan dasi seperti yang regan lakukan dulu.
"Kumohon ini sangat menyiksaku" karena fallen terus menggoda regan namun tidak membiarkan regan menyentuhnya.
"Benarkah? Tapi aku sangat senang melihatmu tersiksa begini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomanceRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...