part 30

39.4K 770 42
                                    

Bibir keduanya beradu menjadi satu, suasana menjadi semakin panas.

Yudha mengapit tubuh fallen diantara dinding dan dirinya hingga tubuh fallen bisa menempel menjadi satu dengan tubuhnya.

"Hhh Sayang.. menginaplah disini" dengan nafas masih memburu.

Tangan yudha perlahan melepas satu persatu kancing baju fallen.

Tiba-tiba bayangan yudha berkelebat di fikiran Fallen.

"Hentikan" fallen langsung mendorong yudha menjauh.

Dia langsung mengambil tasnya yang ada dikursi dan memasang kembali kancing bajunya secepat mungkin.

"Fallen"

"Kumohon jangan seperti ini, aku tidak ingin menghianati suamiku.."

"Jangan pergi fallen"

"Lepas Yudha, tanganku sakit"

Yudha segera melepaskan tangan Fallen yang memerah karenanya "maaf aku .."

Fallen pergi begitu saja secepat mungkin untuk pulang kerumah. Saat sudah tiba di depan rumah fallen berhenti sebentar menghapus riwayat chat dan panggilannya dan juga memblokir nomor yudha dari kontaknya.

Dia berkaca mendapati lipstik dibibirnya belepotan, segera merapikannya kembali.

Saat masuk ke dalam rumah, regan, tasya dan 2 teman tasya tengah sibuk bergantian bermain catur.

"Aku pulang"

"Udah pulang sayang? Kok cepet"

"Kalian lagi main catur?"

Taysa menyambut sang kakak "iya kak, aku dah menang 2 kali, dapet 1 juta"

"Kalian berjudi?" Fallen kaget.

"Tidak benar" ucap yuda "kita hanya bertaruh"

"Apa bedanya? Bagaimana bisa kamu mengajari adik-adikku berjudi" langsung siap melemparkan tas ke arah regan

"Tunggu-tunggu" yudha mengangkat kedua tangan, melirik ke salah satu teman taysa, aku kalah, kirimkan nomor rekeningmu, aku akan mentransfer uangnya nanti setelah kemarahan nyonya hilang"

"Berani beraninya kamu masih melanjutkannya"

Regan berlari dikejar oleh fallen hingga ke dalam kamar.

"Maaf maaf, aku hanya ingin memberi adikmu uang saku, dia terus menolaknya jika cuma-cuma, jadi aku mengalah berpura-pura kalah"

Fallen menatap yuda yang sedang terpojok tidak bisa melarikan diri lagi.

"Sungguh sayang.. aku bersumpah" tambah regan

Fallen langsung memeluk Regan dengan erat, dia bisa melihat bagaimana regan berhasil memperlakukan adiknya dengan baik, berhasil menyenangkan hati tasya.

Apa yang tadi di lakukan fallen hampir saja merusak semuanya.

"Ada apa?" Tanya regan

Fallen semakin erat memeluk regan, sementara air matanya menetes, dengan cepat mengelapnya dengan tangan.

"Aku menyayangimu"

"Aku mencintaimu" jawab regan sambil tersenyum dan balik memeluk fallen.

Saat merasa lega fallen melepas pelukannya.

"Kamu menangis?"

"Karena aku senang melihat tasya merasa bahagia"

"Jadi ini tangisan kebahagiaan?"

Fallen mengangguk, regan segera mengecup kening fallen dengan lembut.

"Aku berjanji, akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu dan tasya bahagia, percayalah padaku seperti aku sangat mempercayaimu"

"Besok kamu berangkat kerja pagi banget kan, aku akan menyiapkan sarapan untukmu"

"Nggak usah, Nanti kamu capek"

"Bukan karena masakanku tidak enak?"

"Masakanmu jauh lebih enak daripada koki kita"

"Dasar pembohong"

"Sungguh karena aku makan dengan penuh cinta"

"Dasar bucin"

Mereka tertawa bersama, regan mengambil sebuah totebag kecil yang ada diatas kursi.

"Untukmu, aku lupa memberikannya tadi"

"Apa ini"

"Hadiah"

"Hadiah dalam rangka apa?"

"Karena aku bahagia, bukalah"

Saat fallen membukanya dia bisa melihat sebuah kalung berlian yang sangat indah.

"Regan, ini mahal, berapa kali kubilang.."

Regan mengecup bibir fallen agar berhenti "udah jangan ngomel, dulu aku bekerja keras tanpa tujuan, sekarang aku bekerja untukmu, aku ingin memberikan sesuatu dengan hasil kerjaku"

"Tapi tidak harus melulu barang mahal"

"Kali ini aja, lain kali aku beliin yang murah.. gimana.. please terima"

Kini fallen yang mengecup pipi regan "terimakasih banyak atas semua yang kamu lakukan untukku"

"Terimakasih juga sudah bertahan dengan laki-laki sepertiku, ngomong ngomong kamu pakai parfum baru?"

"Nggak, kenapa?"

"Aroma tubuhmu sedikit berbeda dari biasanya" fallen baru sadar, bahwa aroma yang tercium oleh Regan adalah aroma parfum Yudha.

"Benarkah? Oh iya mungkin parfum temanku, aku mencoba parfum yang dia pakai tadi"

Regan tertawa "temanmu memiliki selera yang unik"

"Kenapa"

"Parfum itu lebih cocok untuk pria"

"Haha iya memang, aku sudah memberitahunya" berusaha menutupi ketakutannya dengan tertawa.

"Oh iya sayang.. besok malem ada acara makan dikeluargaku, kamu bersedia dateng kan?"

"Tentu saja, aku pasti akan menemanimu datang"

"Adikku baru saja menyelesaikan studynya diluar negeri, jadi dia akhirnya kembali ke negara ini, besok malam dia akan datang juga"

"Benarkah? Kalau begitu kita harus membeli sesuatu untuknya"

"Tidak perlu, hubunganku dengannya tidak terlalu baik, kami tidak terlalu dekat, jadi kamu tidak perlu bersikap terlalu baik padaya"

"Bagaimanapun dia adikmu, sebagai kakak yang baik kamu harus tetap menyambutnya. Bagaimana?"

"Karena istriku yang bicara, aku akan menurut"

Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang