Pagi ini fallen dan regan datang ke pengadilan agama, untuk menyerahkan surat akta cerai dan beberapa surat-surat penting sebagai persyaratan untuk rujuk.
Mereka menandatangani beberapa kertas dan mengurus adminitrasinya hingga pada akhirnya keduanya kembali sah dimata hukum dan agama sebagai pasangan suami istri.
Mereka tidak perlu lagi menggelar acara seperti sebelumnya, hanya keluarga besar yang datang.
Ada ayah dan ibu regan, beserta pamannya kemudian dari pihak fallen ada shinta dan kedua orang tuanya.
Yudha datang terakhir membawa buket bunga. "Aku datang untuk mengucapkan selamat, ini untuk kakakku" memberikan buket bunga itu kepada yudha.
"Tidakkah kamu terlalu romantis pada kakakmu?"
Yudha tersenyum "ini bukti kesungguhanku, aku bersungguh sungguh mengucapkan selamat dan berdoa untuk kebahagiaan kalian"
Regan menyambut baik niat baik yudha, meleka memeluk satu sama lain. Ayah dan ibu regan senang melihat kedua anaknya kembali akur.
"Fallen, selamat kembali bergabung dalam keluarga kami"
Fallen menyambut tangan yudha dengan seka cita.
Mereka merayakannya dengan makan makan bersama dan mengambil foto keluarga.
Jam 7 malam mereka akhirnya tiba dirumah, fallen dan regan diminta shinta untuk mengambil selimut dan barang lain di bagasi mobik.
Saat akan kembali ke dalam rumah, rumah sudah terkunci.
"Tok tok"
"Sinta, kenapa dikunci" teriak fallen.
"Maaf kalian harus menginap diluar malam ini"
"Apa maksudmu..."
"Clara" regan melihat clara membuka jendela di lantai atas. "Nak bisa tolong bukakan pintu"
"Maaf ayah, aku setuju dengan kak sinta sebaiknya ayah dan mama menginap diluar" kemudian menutup jendela.
Sebenarnya fallen dan regan mengerti, shinta dan clara ingin mereka bermalam berdua tanpa ada siapapun.
"Kita harus kemana"
"Terserah, dihotel atau kerumahmu, kita akan mati kedinginan kalau dimobil"
"Baiklah"
Regan menyetir menuju rumahnya, daripada menginap di hotel.
Rumah regan hanya memiliki 2 kamar tapi sayangnya satu kamar lagi dijadikan ruang kerja, tidak ada kasur atau apapun.
Regan mandi lebih dulu, membersihkan diri sehabis beraktifitas diluar.
Fallen duduk di depan cermin membersihkan riasannya. Regan bisa kembali melihat wajah polos fallen yang jauh lebih cantik.
Fallen tidak memiliki baju ganti, pada akhirnya meminjam kemeja regan yang berukuran lebih besar dari tubuhnya yang mungil.
Saat fallen keluar dari kamar mandi, regan masih di posisi yang duduk di atas kasur.
Fallen terlihat semakin menarik dengan pakaian simple, seakan wajahnya tidak berubah sedikitpun dari 11 tahun lalu.
"Kamu bisa melepas soflen yang kamu gunakan"
"Tidak, aku tidak apa-apa"
"Itu nggak baik untuk mata jika menggunakannya terlalu lama, jadi kumohon lepas saja"
Fallen tidak percaya diri, perlahan dia melepas soflendnya, kemudian menunduk menatap ke bawah karena merasa sangat tidak percaya diri.
Regan datang menengadahkan wajah fallen dan mengecup mata kirinya.
"Sungguh aku bersungguh sungguh, kamu selalu cantik"
"Aku tau itu"
Regan tersenyum lebar "sepertinya aku salah menilai, kepercayaan dirimu sungguh luar biasa"
"Tentu saja"
Raut wajah mereka sangat dekat, fallen tau bahwa regan tidak akan berani menyentuhnya lebih dulu.
Karena itu, fallen membelai pipi regan kemudian menautkan bibirnya memberikan kecupan hangat, regan membalasnya dengan lembut.
Tangan regan mengelus leher fallen kemudian turun ke bahunya, saat dia mencoba untuk melepas kancing baju fallen saat itu juga fallen terhentak dan mundur.
"Ada apa?" Regan kaget.
Nafas fallen terasa berat, bayangan saat regan dahulu menarik paksa melepas pakaian fallen dengan merobeknya tiba-tiba berkelebat.
"Aku... aku sepertinya... tidak bisa.."
Regan langsung memeluk fallen "tidak apa-apa kita tidak perlu melakukannya, melihatmu, bersamamu sudah cukup"
Pada akhirnya malam itu di lewati dengan fallen yang tertidur pulas di lengan regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
RomanceRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...