Falen merasa tidak enak badan, kepalanya terasa pusing, sementara tubuhnya menggigil, padahal cuaca berada di suhu normal.
Sebuah panggilan membuat bibir fallen tersenyum.
"Halo adikku"
"Kok suara kakak serak? Kakak sakit?"
"Nggak kok, cuman pusing dikit"
"Udah minum obat?"
"Iya bentar lagi beli"
"Minta kak regan beliin"
"Iya dek.. kamu gimana kuliahnya"
"Lancar kak, nilaiku bagus banget loh kak"
"Yang bener? Kalo ipk mu diatas 3.5 kakak bakal kabulin permintaan kamu"
"Apapun?"
"Apapunn"
"Yey... ditunggu ya kak, nilaiku pasti bagus minggu depan pas dah keluar aku hubungi kakak"
"Iya iya"
"Oh iya udah dulu ya kak, ini aku masih di kampus"
"Iyaudah, jangan lupa makan ya"
"Kakak juga"
Kemudian telfon terputus, fallen meminta salah seorang pekerja dirumahnya untuk membelikan obat.
Setidaknya dia harus menjaga kesehatannya, hanya dia satu-satunya orang yang dimiliki oleh sang adik.
Perlahan fallen duduk dia melihat sebuah kertas di depan ruang kerja Regan. Ruangan yang selalu terkunci rapat dan tidak ada seorangpun yang bisa masuk termasuk pembantu.
Fallen mengambil sebuah kertas yang ternyata sebuah nota pembayaran rumah sakit. Tertulis tanggal pembayarannya 3 hari yang lalu, fallen heran setau dia suaminya sangatlah sehat dan tidak memiliki penyakit apapun, namun tagihan rumah sakit tersebut cukup besar.
Karena rasa penasaran fallen mencoba mendatangi rumah sakit yang tertulis di nota. Dia mencoba mencari tahu hingga akhirnya dia menemukan seorang pasien koma.
Seorang laki-laki muda yang sudah koma cukup lama.
"Maaf.. siapa?"
Seorang wanita paruh baya datang "emm saya.." fallen kebingungan "istri regan" bertaruh bahwa mungkin wanita itu mengenal regan.
"Ah.. istri pak regan?? Maaf aku tidak mengenalimu.. regan sering membicarakanmu" sambil memegang tangan fallen.
Disana fallen mendapatkan informasi bahwa Diki mengalami kecelakaan bersama kekasihnya kemudian koma.
"Pak Regan sangat baik, dia menanggung semua biaya rumah sakit anakku yang malang.." sambil melirik wajah anaknya dengan tatapan sedih.
"Kalau boleh tau, seberapa dejat hubungan regan dengannya"
"Katanya mereka teman semasa kuliah, mereka sangat dekat hingga regan tidak bisa melepasnya pergi"
Sebuah cerita yang sulit dipercaya, regan bukan laki-laki sebaik itu. Terlebih ketika fallen mendapatkan fakta bahwa kampus dimana diki kuliah tidak sama dengan kampus regan kuliah. Itu artinya Regan berbohong dan menyembunyikan fakta lain.
Fallen mencoba bertanya tentang kekasih Diky yang meninggal dalam kecelakaan itu.
"Namanya Laura, ibu tidak tau wajahnya"
Fallen ingat nama itu, regan pernah menyebutkan nama itu saat mabuk.
Sebelum malam fallen kembali pulang, seperti biasa dia mengajak pelayan ikut makan bersamanya.
Semua baik-baik saja, sebelum regan datang sambil mengamuk. Fallen meminta semua pelayan untuk pergi istirahat lebih awal di rumah mereka sebelum regan membuat masalah.
"Regan.." fallen membantu regan berjalan.
"Ah.. istriku ada di sini" sambil tertawa.
Fallen meminta tolong kepada satpam rumah untuk membantu regan ke kamar.
"Jangan sentuh aku, aku ingin istriku yang mengantarku"
Fallen langsung meminta satpamnya untuk pergi, tubuh regan terlalu berat, fallen memutuskan untuk membiarkan regan iatirahat di sofa.
Fallen pergi untuk mengambil air mineral di dapur. Dia juga mematikan sebagian lampu agar suaminya bisa tertidur.
Saat tiba di sofa posisi regan setikit aneh, kakinya berada di posisi sandaran sofa, karena itu fallen mencoba mengubah posisi regan.
Regan terbangun dan langsung memegang pergelangan tangan Fallen, mata mereka bertatapan dengan jarak cukup dekat.
"Laura..." dengan tatapan yang memperlihatkan kesedihan.
Tangan regan membelai pipinya dengan perlahan kemudian mengecup bibirnya dengan lembut.
Laura melepas ciuman regan "kamu memanggilku siapa?"
"Laura.. aku mencintaimu" sambil kembali mencium binir fallen dengam lembut.
Tangan regan perlahan melepas kancing baju fallen satu persatu, berbeda dengan perlakuan yang selama ini dia terima.
Fallen mendorong tubuh regan "aku bukan laura, aku fallen"
Dia tidak tahan dan sedih setiap regan menatapnya sebagai orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad CEO (21+)
Lãng mạnRegard: "Wanita itu membuatku bergairah, dia membuatku marah, dia juga membuatku terobsesi, dia juga membuatku sedih dan dia juga membuatku tak ingin melepaskannya, mengurungnya bersamaku" Fallen: "Dia menyakitiku dan mengobatiku" CERITA DEWASA BANY...