Part 4

162K 1.5K 13
                                    

Regan tengah sibuk membaca sebuah proposal sambil berdiri, dia sudah merasa tidak nyaman duduk seharian diatas kursi.

Tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah buku di raknya, sebuah foto terpental keluar dari dalam buku.

Regan mengambil selembar foto itu dari atas lantai, sebuah foto seorang wanita cantik yang tersenyum dengan indah.

Regan meremas foto itu hingga tidak berbentuk kemudian melemparnya ke tempat sampah.

Tiba tiba pintu terbuka dari luar "aku sudah bilang, tidak menerima tamu.."

"Jangan cerewet"

Suara itu membuat regan menoleh, dia segera meminta sekretarisnya untuk pergi.

"Apa yang nenek lakukan disini"

Sang nenek duduk, dibantu oleh asistennya. "Bukankah nenek menyuruhmu untuk libur? Kasian istrimu dia bahkan tidak sempat berbulan madu"

"Kami tidak perlu bulan madu nek"

"Tetap saja.. jadilah laki laki yang pengertian, jangan seperti ayahmu"

Regan hanya diam tidak menyela lebih banyak.

Sesungguhnya sang nenek sebelumnya sangat khawatir bahwa cucunya tidak akan pernah menikah karena trauma akaj mantan kekasihnya, dia sangat senang saat Regan meminta restu padanya untuk menikahi seorang wanita. Karena itu sang nenek sangat menyayangi Fallen.

Tidak lama terdengar suara ketukan pintu, kemudian fallen masuk.

"Masuklah, sini duduk di sebelah nenek" ucap nenek Regan kearah Fallen yang baru saja datang.

"Iya nek"

Sang nenek memegang kalung tag staf yang melingkar di leher Fallen "sungguh suami yang kejam, bagaimana dia bisa membiarkanmu tetap bekerja"

"Itu aku yang minta nek, aku akan merasa bosan jika dirumah terus" tidak ingin salah faham.

"Tetap saja.. kamu istrinya, setidaknya dia menaikkan jabatanmu"

"Posisi perusahaan di dapatkan sesuai prestasi, keahlian dan pencapaian" jawab Regan

"Diam kamu, nenek sedang bicara dengan menantu nenek"

Regan menjadi kesal, dan memilih diam setelah itu.

###

Suatu hari, regan baru saja selesai melakukan rapat bersama tim produksi, kebetulan ruangan rapat bersebelahan dengan ruang santai yang disediakan untuk para staf.

Regan masuk keruangan itu untuk mengecek apakah fasilitas dispenser minuman hangat dan dinginyang disediakan di ruangan itu masih berfungsi.

Namun saat tiba disana, regan mendapati, Fallen bersama dengan pegawai lain dengan posisi sedikit aneh.

Laki-laki itu mengecup jari terunjuk fallen ke dalam mulutnya.

Sebelum keduanya sadar akan kehadirannya, Regan segera kembali ke ruangannta, meminta sekretarisnya untuk memanggil Fallen.

Tak lama fallen datang, regan yang sudah merasa sangat kesal tidak bisa menahan kemarahannya.

"Jangan biarkan siapapun masuk keruanganku" perintahnya pada sang  sekretaris sebelum pergi dari ruangan itu.

Regan bangkit dari kursinya mendekati Fallen, dia tidak bisa menyembunyikan expresi kesal.

"Apa ada masalah?"

Regan memegang dagu Fallen dengan satu tangan, menekan pipinya dengan kuat.

"Aku sudah memperingatkanmu, jangan dekat dengan laki-laki manapun"

"Aku.. tidak mengerti"

"Kalau begitu aku harus memberimu pelajaran agat mengerti"

Regan melepaskan ikat pinggangnya, mengarahkan sebuah cambukan ke arah istinya.

Fallen tidak beranjak dari tempatnya, dia memejamkan mata, seakan sudah siap.

Tangan Regan terhenti, dia tidak bisa melakukah hal itu, dia membanting ikat pinggang di tangannya.

"Mulai hari ini kamu dipecat"

"Apa?" Fallen tidak bisa menerima "kamu tidak bisa memecatku begitu saja, lebih baik kamu pukul aku daripada memecatku"

"Aku yang berhak memutuskan"

"Aku akan mengajukan petisi jika kamu memecatku tanpa kesalahan"

"Kamu menantangku?"

"Aku tetap harus bekerja"

"Kenapa? Kamu terus ingin menggoda karyawan lain?"

"Itu yang kamu fikirkan tentangku?"

"Benar, kamu wanita penggoda"

"Lalu kenapa kamu menikahiku"

"Kamu fikir aku menikahimu karena cinta? Bukan... aku tidak memiliki perasaan seperti itu.. bagiku, kamu hanyalah boneka cantik pemuas nafsu, seperti pelacur yang harus melayani tuannya"

Fallen juga tidak memiliki perasaan apapun pada suaminya, dia menikah dengan paksaan.

"Ada banyak wanita cantik diluar sana yang bisa kamu bayar dengan uang"

"Harus kamu.. lagipula aku juga membelimu dengan uang"

"Kenapa harus aku?"

"Karena kamu pantas, kamu cocok, dan terlihat seperti itu dimataku"

Mata fallen berkaca-kaca, rasanya fallen ingin mencabik-cabik laki laki yang ada di hadapannya, namun dia kembali teringat dengan adiknya.

Fallen diam dia harus segera pergi sebelum mendengarkan kalimat lain yang mungkin akan lebih parah dari sebelumnya.

"Kamu pergi begitu saja?"

Fallen berhenti, sedikit menoleh "panggil saja aku, saat kamu menginginkan tubuhku, aku akan melayanimu, seperti pelacur"












Bad CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang