10. Jamet Berwarna Hijau Lumut

2K 166 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Semoga suka, aamiin.


****

09. Reza?

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur halaan."

"Sah?"

"Sah."

"Alhamdulillah," ucapan syukur terdengar jelas dari beberapa orang yang menghadiri.

Sedangkan di sisi lain, Ama menangis tak menyangka ia sudah sah menjadi istri lelaki yang ia sukai.

"Ama, selamat ya." Sania memeluk Rahma haru. "Nggak nyangka, perjuangan kamu selama ini nggak sia-sia ternyata," ujar Sania terkekeh

"Hatur nuhun, San." Rahma tersenyum.

Hesti heran, mengapa wajah Rahma tiba-tiba memperlihatkan ekspresi sedih?

"Kenapa Ma?" tanya Hesti.

Ama mendongak. "Aku takut ... takut kalau Gus nikahin aku cuman karena kasihan, Hes," lirihnya.

"Ama? Gus nikahin kamu nggak mungkin asal sah aja, pasti banyak pertimbangan sebelum itu," tutur Ailin yang sejak tadi duduk di sebelah Rahma.

"Tapi ... gimana kalau Gus kasar? Gimana kalau Gus lontarin kalimat yang bikin Ama sakit hati nanti Lin? Bukannya pernikahan cuman ada cinta dari salah satu pihak itu akan menyakitkan?" Rahma terkekeh sumbang.

"Gus yang baik akan selalu berlaku baik sama istrinya," celetuk Sania bijak.

"Sekalipun nggak ada kata cinta?" tanya Rahma menatap Sania.

"Iya," jawab Sania yakin.

Rahma hanya mengangguk penuh harap. "Rani? Ke mana?" tanya Rahma tak melihat keberadaan Rani.

"Nggak tahu, tadi pas Gus bilang mau berumah tangga sama kamu, dia langsung pergi gitu aja," jawab Sania, "mungkin kebelet buang air."

Rahma mengangguk.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum," salam Umi Fatimah.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka berempat.

Mengapa bukan bertiga? Karena ada Ning Arsya di sini, namun sejak tadi Ning Arsya hanya menyimak tanpa berniat mengeluarkan suara.

"Masyaallah, cantik banget mantu Umi," puji Umi Fatimah membuat Rahma tersipu malu.

"Siapa dulu yang make up in, Sania." Sania menepuk dada bangga membuat yang lain terkekeh karenanya.

Sania memang mempunyai bakat di bidang make up seperti ini.

Umi Fatimah tersenyum. "Ayo Nak, keluar."

"Umi duluan aja, biar Arsya sama yang lain yang bawa Ama keluar," jawab Ning Arsya diangguki semuanya.

****

Ning Arsya dan Sania menggandeng Rahma, sedangkan Hesti membantu Ailin berjalan.

Semua mata tertuju ke arah Rahma.

"Cantik," kata pertama yang keluar dari mulut Gus Aznar saat melihat Rahma.

Benar, yang menikahi Rahma ialah Gus Aznar, Gus dengan segala teka-teki nya.

"Apa Bang? Cantik?" goda Gus Azam yang mendengar gumaman Abang nya.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang