4. Mimpi dan Kemantapan Hati

2.3K 173 5
                                    

B I S M I L L A H

**

Bener-bener udah dikasih tanggung jawab jagain anak orang nih? —Gus Arez

*****

04. Sah

"Maaf, maaf, maaf." Sedari tadi Gus Arez mengigau menggumamkan kata maaf.

"Nak, bangun," panggil Umi Fatimah membangunkan sang Anak dengan menepuk pelan kedua pipi Gus Arez.

"Astagfirullah ...." Gus Arez terbangun.
Ia mengerjapkan mata, menetralkan jantung yang berdegup kencang tak karuan itu.

Setelah salat subuh ia tertidur lagi?
Ah, pasti karena semalaman ia begadang.
Tahajud, istikharah, membaca Al-Qur'an, salat subuh, dan yaaaa, ia malah tertidur di atas sajadah.

"Kenapa habis salat subuh tidur lagi?" tanya Umi Fatimah.

"Maaf Umi, nggak bisa nahan ngantuk," jawab Gus Arez.

"Mimpi?" tanya Umi Fatimah dibalas anggukan.

"Maaf." Gus Arez menunduk, sedari tadi ia seperti menahan tangis.

Umi Fatimah tersenyum,

"Sekarang kamu mandi, bajunya sudah Umi siapkan di atas kasur," ujar Umi Fatimah.

Gus Arez mengangguk, sedikit bingung.
Biasanya ia menyiapkan baju sendiri, tapi hari ini?

**

"Umi, kenapa ba-"

"Sini, Nak." Abi Ali menepuk sofa sebelah beliau.

Arez bingung, ia asing dengan 2 orang yang berada di sana.

"Kenapa, Bi?" tanya Gus Arez yang sudah duduk.

"Kamu akan melaksanakan akad hari ini," jawab Abi Ali.

Mata Gus Arez membola. "A-akad?" tanya gagap Gus Arez tak percaya.

"Iya, akad Bang." Gus Azam mengangguk.

"Beliau-beliau ini calon Mertuamu, Rez." Abi Ali melirik bergantian 2 orang yang asing tadi lalu menatap anaknya.

"Mi?" Gus Arez menatap Umi Fatimah.

"Kami semua sudah siap mendengar keputusanmu, Nak."

"Keputusan apapun yang kamu ambil, pasti yang terbaik." Senyum Umi Fatimah di balik niqob. Terpancar banyak harapan dari mata beliau.

Gus Arez menatap semua orang yang ada di sana termasuk kedua adiknya.

"Umi? Apa Umi bakal marah kalau Arez menolak perjodohan itu?" tanya Gus Arez hati-hati.

Umi Fatimah terdiam sejenak.

"Apa kamu pernah melihat atau mendengar Umi marah denganmu hanya karena pilihanmu yang tak sesuai dengan apa yang Umi mau?" tanya balik Umi Fatimah dibalas gelengan oleh Gus Arez.

"Umi tahu, apapun keputusan kamu adalah hasil istikharah kamu untuk menentukan pilihan."

"Umi yakin, Allah sudah memberikan jawaban yang terbaik di sela do'amu itu, Nak ...," jawaban Umi Fatimah membuat Gus Arez tertegun.

"Bang?" panggil Gus Azam.

Gus Arez melirik sekilas.

"Langsung dijawab aja deh, ya? lama."

"Aku mau ngajar, biar cepet juga akadnya," ujar Gus Azam membuat 2 orang itu terkekeh 'Calon Mertua Gus Arez.'

"Bismillah, Rez." Kekeh kecil Gus Aznar.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang