بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُBacanya pelan-pelan aja, part ini lumayan panjang.
****
15. Asrama
"Aku masih bingung Ama kenapa," ucap Sania membuka suara, sekarang waktunya mereka kembali ke asrama.
"Do'ain aja," jawab Rani diangguki Ailin, ia juga bingung harus berkomentar apa.
Rani dan Hesti sudah lebih dulu pergi karena mereka mendapat jadwal memasak hari ini.
"Astaga, mukenah ku ketinggalan di dalam," Sania menepuk jidatnya, dasar pelupa.
"Ambil dulu San, aku tunggu di sini," suruh Ailin, mereka berada di teras mushola.
"Bentar ya, Lin?" Sania cepat-cepat pergi ke dalam.
"Ekhm," dehem Gus Arez.
Ailin tak kaget, ia sudah tahu jika ada orang yang mengarah ke dekatnya.
"Gus?" panggil Ailin memastikan.
"Ya?" tanya Gus Arez.
"Ah. Nggak, Gus," jawab Ailin cepat.
"Bagaimana murojaahnya? Lancar?" tanya Gus Arez.
*****
"Alhamdulillah nggak ilang." Senyum Sania senang.
Ia langsung berlari kecil keluar, takut Ailin menunggu terlalu lama.
"Eh, eh." Sania menghentikan pergerakan dan mengintip di balik pintu mushola.
"Ailin? Sama Gus Arez? Wah, ada apa nih." Sania memicingkan matanya.
Sania membulatkan mata tak percaya. "Gus," panggil Sania cepat.
Gus Arez menarik kembali tangannya. "Ngapain Gus?" tanya Sania yang sudah berdiri di tengah-tengah mereka.
"Saya? Saya hanya ingin mengontrol dan tidak sengaja melihat temanmu sendiri di sini," elak Gus Arez, Sania ber oh ria sambil mengangguk.
"Kalian sendiri? Mengapa masih di sini?" tanya Gus Arez.
"Oh, kami mah anak rajin Gus, biasa, bersihin mushola dulu," ucap Sania cengengesan membuat Ailin mendelik tak suka.
"San," tegur Ailin.
Gus Arez mengangguk saja. "Kalau begitu saya permisi, jika masih ingin melanjutkan kegiatan silakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Santriwati Buta
Novela Juvenilلن تعرف معنى الائم حتى تعرف معنى الخسرة ❝Kau tidak akan tau artinya kesakitan sebelum tau artinya kehilangan.❞ Copyright© Bubulamoomin, 2022