40. Memberi Warna Baru

1.4K 116 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

3k kata, ti ati bosan.

Aku up hari ini karena pengin ucapin selamat menjalankan ibadah puasa ehe.

Marhaban ya Ramadhan
1444 Hijriah

Part kali ini benar-benar campur aduk.

Tolong tandai jika ada typo.
Vote, koment, & share. Terima kasih.


40

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. Selamat Ulang Tahun, Ayah

Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Sudah dipastikan beberapa jam lagi mereka akan berangkat menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya (SUB) dengan pesawat Lion Air.

Gus Azam melirik Arya yang sedari bangun tidur hanya memainkan handphonenya.

"Ar," panggil Gus Azam. "Nggak siap-siap?" tanya Gus Azam sambil merapikan baju di koper.

Arya melirik sekilas. "Gue pulang nanti sore aja," jawabnya.

Gus Azam mengernyitkan dahi. "Lo nggak ikut?" tanya Gus Azam lagi.

"Emang gue boleh ikut?" tanya balik Arya menaruh handphone.

"Boleh," jawab Gus Azam seadanya.

"Gue 'kan bukan keluarga lo, Bang," balas Arya. Menurutnya ia tak patut berhadir.

Gus Azam menghentikan aktivitasnya lalu menatap Arya. "Kata siapa lo bukan kelurga? Orang tua gue, orang tua lo juga. Abang gue, abang lo juga, begitupun sebaliknya. Dan lo ..., udah gue anggap adek sendiri," tutur Gus Azam.

Jika kalian kira Arya akan termenung, maka kalian salah. Nyatanya Arya langsung bangun dari tidurnya. Dengan gerakan cepat, ia mencium pipi Gus Azam.

Cup

"Gomawo, Hyung," ucapnya ngincir ke kamar mandi sambil terkikik geli.

Gus Azam membeku, sampai akhirnya ... "ARYA! MULUT LO BAU JIGONG!"

***

Setelah salat subuh, semuanya sudah siap untuk pergi. Mereka akan berpamitan dengan Ayah Irwan dan Bunda Zahra.

Bunda Zahra mencium Ailin. "Nurut sama suamimu ya, Nak," kata Bunda dibalas senyuman oleh Ailin.

"Pasti, Bunda," jawabnya.

"Jangan jauh-jauh dari Arez," sambung Ayah Irwan.

"Siap, Komandan!" jawab Ailin memberi hormat lalu langsung memeluk Ayahnya.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang