21. Pertemanan yang Rumit

2.2K 169 11
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Aku up lagi xixi

YEY 2.000+ kata untuk part ini! 🤩

Jangan bosan, ya?

21. Salting

"Lin," panggil Sania.

"Iya, San?"

"Aku mau ke toilet. Kamu mau ikut, atau tunggu di sini?" tanya Ailin.

Ailin dan Sania berada di sekitar ndalem. Masih ingat bukan, jika ndalem bertempat di perbatasan wilayah santri putra dan putri.

Untuk apa mereka ada di sana? Sania dan Ailin baru selesai melaksanakan tugas piket ndalem. Ya, mereka mendapat jadwal hari ini di pagi hari.

"Aku tunggu di sini aja, San. Enggak apa-apa 'kan?"

"Nggak apa-apa Lin. Yaudah, tunggu sebentar, ya?"  ujar Sania diberi anggukan oleh Ailin.

Di luar benar-benar sepi, mungkin karena banyak yang melaksanakan kegiatan masing-masing.

Ailin lupa membawa tongkatnya saat ingin ke ndalem tadi. Dan Sania juga yang mengatakan bahwa Ailin akan baik-baik saja tanpa tongkat, karena ia akan selalu di samping Ailin untuk membantu.

Ailin hanya berdiri di sana. Jika ia berjalan, Ailin takut Sania akan kesusahan untuk mencari.

Pergelangan tangan Ailin tiba-tiba di cekal. "Eh, San? Kok cepet banget?" tanya Ailin.

Tak ada jawaban.

"San...?"

Masih tak ada jawaban.

"Eh...." Tangan Ailin seperti di tarik untuk berjalan.

"Sania kenapa? Kamu ada masalah, ya?" Ailin terus mengajak bicara orang yang ia anggap Sania, namun masih tak ada jawaban dari sang empu, sampai akhirnya tangan orang itu menggenggam tangannya.

"Ya Allah Ailin, semoga kamu nggak kenapa-kenapa." Sania mondar-mandir di dalam kamar asramanya.

Sania sempat panik karena Ailin tak ada di tempat yang seharusnya Ailin ada di sana. Sania langsung pergi ke asrama karena berpikir positif jika ada orang baik yang mengantarkan Ailin ke sana. Namun tenyata hal itu salah, Ailin tidak ada.

Ceklek

"Hes, Ailin Hes." Sania mengguncang lengan Hesti yang baru saja masuk.

Hesti terlihat kebingungan. "Ailin?"

"Iya. Ailin, Hes," ucap Sania lagi.

"Ailin kenapa?" tanya Hesti.

"Ailin hilang," jawaban dari Sania mampu membuat mata Hesti membola.

"Hilang? Hilang di mana? Kok bisa sih," ujar Hesti panik.

Sania mulai menceritakan dengan rinci setiap kejadian yang ia alami maupun dengan kepanikan yang mengguncah.

"Kamu udah cari dia?" tanya Hesti mencoba menenangkan diri.

Sania menggeleng. "Aku terlalu panik, Hes."

Hesti menghela napas berat. "Kita coba cari Ailin dulu di sekitar asrama," ujar Hesti diangguki Sania.

Walaupun Hesti dan Sania sering beradu mulut, namun itu tidak membuat mereka saling menyalahkan perihal sesuatu yang terjadi, karena itu akan membuat suasana akan semakin buruk nantinya.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang