Rabbanahablana min azwajina wa dzurriyatinaqurrotaa'yunwaj'alna lil muttaqinaimama.
Artinya: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (Qs. Al-Furqon : 74)
***
Mau sebanyak apapun doa yang pernah saya langitkan agar dia menjadi jodoh saya. Lauhul mahfudz tetaplah pemenangnya- Arez Lintang Al-Farizi
Jika ada orang yang cintanya lebih besar darimu, kamu akan menemukan sabar yang tiada batas, ruang maaf yang sangat luas, dan ruang paham yang amat banyak- Ailin Starla Ayyana
22. Lalu Siapa?
Tok tok tok
"Hes, Hesti. Buka pintunya, Hes. Ini Ama." Rahma terus mengetuk pintu, khawatir dengan keadaan Hesti.
"Hesti .... Tolong dong buka pintunya, kaki Ama pegel tahu, Hes."
"Masa Hesti tega biarin Ama berdiri di luar gini, kayak anak nyasar ih. Ama malu dilihatin santriwati lain."
"Hesti ..., buka pintunya .... Kamu bilang aku Ning 'kan? Tapi kok kamu berani kacangin Ning sih," Rahma terus merayu Hesti dari luar walaupun ia tak tahu Hesti mendengarkan penuturannya atau tidak.
Ceklek
Setelah beberapa menit Rahma menunggu, akhirnya Hesti ke luar juga dengan mata sembabnya.
Tanpa aba-aba, Hesti langsung memeluk Rahma. Untung saja Rahma biza menyeimbangkan badannya sehingga bisa menopang badan temannya itu.
Rahma menghela napas pelan, ia mengerti perasaan Hesti sekarang. "Kita masuk, ya?" pinta Rahma.
Hesti melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam diekori oleh Rahma.
"Kenapa harus temen aku sendiri sih, Ma? Kenapa harus dia?" ucap Hesti sesegukan. Mereka berdua duduk di salah satu kasur bawah yang bertingkat dua itu.
Rahma mengelus punggung Hesti. "Jodoh di tangan Allah, Hes. Kamu harus ikhlas kalau Gus Arez bukan jodoh kamu," jawab Rahma.
"Kamu tahu kan, Ma? Seberapa lama aku suka sama Gus Arez? Nggak segampang itu buat aku ikhlas, apalagi perempuan yang jadi istrinya itu temen aku sendiri," ujar Hesti.
