8. Ailin Tidak Peka!

2.4K 168 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

****

08. Ama Out

"Nih, es krim buat kamu Lin." Ning Arsya meletakkan satu es krim wadah di telapak tangan Ailin.

"Makasih, Ning," ucap Ailin.

"Sama-sama," jawab Ning Asrya. "Ayo cari tempat duduk dulu," ajaknya.

Gus Arez kembali menuntun Ailin, namun Ailin tetap mengira jika itu adalah tangan Ning Arsya.

Mereka duduk di sebuah taman yang tak jauh dari supermarket yang mereka datangi.

Ailin dan Ning Arsya mulai memakan es krim mereka.

Kursi di taman cukup panjang, cukup untuk mereka bertiga.

Posisi duduk, Ailin - Gus Arez - Ning Arsya.

Gus Arez kembali berbisik kepada sang Adik membuat Ning Arsya mendengus pasrah.

"Lin, kamu kok makan belepotan sih, aku lapin, ya?" ujar Ning Arsya.

"Eh, di mana nya Ning. Nggak usah, biar aku aja," tolak Ailin ingin menghapus es krim yang ada di daerah mulutnya, namun tangan Ailin ditahan.

"Biar aku aja Lin," ucap Ning Arsya lagi.

Perlahan ada yang memegang bibirnya dan menghapus perlahan es krim yang dikatakan Ning Asrya tadi.

"Terima kasih Ning," ucap Ailin tersenyum.

"Bukan Ning, tapi hubby mu," jawab Gus Arez.

"Hubby? Ailin belum punya suami Gus." Kekeh Ailin. "Gus emang suka bercanda ya?" tanyanya.

"Saya tidak punya banyak waktu untuk mengeluarkan candaan," ketus Gus Arez.

"Lalu?" tanya Ailin bingung.

"Apa yang kamu ketahui tentang kata 'hubby'? tanya Gus Arez.

"Hubby artinya suami 'kan, Gus?" Ailin mengerjapkan mata.

"Selain itu?" tanya Gus Arez lagi.

"Laki, bener kan Gus? Sinonim suami itu Laki."

"Kata Hesti, Laki itu artinya Suami," jelas Ailin membuat Ning Arsya tertawa.

Aduh, laki itu artinya suami, Lin. Masa ikam bekawan lawan orang Banjar tapi kada tahu Bahasa Banjar.

"Bener Lin, nggak salah juga sih."

"Kan, selain kata suami." Kekeh Ning Arsya.

"Ck, terserah kalian," decak Gus Arez.

****

Ailin sudah diantar oleh Ning Arsya ke asrama.

"Lin Lin," panggil Sania.

"Apa, San?" tanya Ailin.

"Aku kan udah bilang ke Ama kalo yang Ama lihat itu bukan istri Gus Aznar, tapi Adek nya—"

"Tapi Ama masih ngeluarin air mata, matanya aja sampai bengkak begitu," ucap Sania melirik Rahma.

Ailin memegang pipi Rahma. "Ama ... pasti Ama nangis bukan karena itu 'kan?" tanya lembut Ailin dibalas gelengan tanda iya.

"Loh? Terus? Apa?" Bingung Hesti.

"Mungkin Ama ngerasa nggak pantes buat Gus Aznar," ujar Rani. "Tapi emang nggak pantes sih," sambungnya bergumam.

"Hah? Apa, Ran?" tanya Sania mendengar samar-samar gumaman Rani.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang