Maaf yaaa, harusnya tadi malam. Tapi karena sinyal, terpaksa aku undur jadi hari ini 😔
Siapa yang seneng? Heummm, semoga semua yang baca yaaa.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTNYA 💐
Gooooo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
28. Sedikit Kisah
Arez mempersilakan masuk laki-laki yang katanya ingin berbicara serius dengan sang Abi.
"Kamu, laki-laki yang ingin melamar anak saya?" tanya Abi Ali.
Cowok itu mengangguk. "Saya sudah menyukai Putri Arsyana sejak lama, dan saya berniat ingin melamarnya," tuturnya.
Abi Ali mengangguk. "Hanya sendiri?" tanya Abi Ali.
"Bunda saya telah meninggal saat usia saya tujuh tahun."
"Ayahmu?" tanya Umi Fatimah.
Cowok itu menggeleng. "Belum ketemu."
"Hidup sebatang kara?" tanya Arez mengangkat satu alisnya.
"Bisa dibilang begitu."
"Dilihat dari penampilan, kayaknya Abang ini anak kota," bisik Azam pada Arez.
"Pertama kali bertemu di mana dengan Arsya?" tanya Arez.
"Di halte kampus, saat saya membantu dia agar terhindar dari beberapa preman yang mengganggunya," jawabnya.
Keluarga sempat tersentak mendengar pernyataan itu.
"Abang kuliah juga?" tanya Azam.
"Alhamdulilah, iya," jawabnya.
"Kok bisa?" gumam Azam bertanya.
Cowok itu terkekeh kecil. "Saya mendapatkan beasiswa."
"Adek nggak usah ikut ngomong," tegur Umi Fatimah dibalas cengiran oleh Azam.
"Kamu hebat, Nak," puji Abi Ali.
"Terima kasih."
"Ah, iya. Sebelumnya, saya ingin memperlihatkan foto Bunda saya. Perempuan yang selalu saya kunjungi rumahnya," ucap cowok itu mengeluarkan foto kecil dari dalam dompet lalu disodorkan ke arah Abi Ali dan Umi Fatimah.
Umi Fatimah melihat dengan seksama wanita yang ada di dalam foto itu. "Mira?"
"Ibu kenal dengan Bunda saya?" tanya cowok itu sedikit kaget.
