MARI KITA LANJUT 🤩🤩
Para MBUL sudah menunggu?
***
20. Cahaya
"WHUUUUU!!!"
Teriakan terus bersahut-sahutan dari kalangan santri putra. Sekarang Reza berada di tengah-tengah lapangan asrama. Merundukkan kepala, menahan malu karena disoraki oleh orang-orang yang dulu selalu menghormati dirinya.
"CUKUP!" teriak Gus Aznar membuat suasana hening.
Gus Aznar mengarahkan padangannya ke Gus Azam. "Kenapa?" tanya Gus Aznar meminta penjelasan.
Rahma yang berada di sebelah Gus Aznar dengan separuh wajah ditutup oleh sorban itu sempat terkejut melihat kondisi Reza. Ia sempat kagum dengan seorang Reza Ferdian karena wibawa dan aura yang selalu memancarkan hal positif. Reza juga sempat datang ke acara akadnya. Lalu, ini ada apa?
Gus Azam menghembuskan napas panjang. "Dia hampir leceh*n kakak ipar Adek, Bang," jawab Gus Azam.
Rahma terdiam mendengar penuturan Gus Azam. Kakak ipar? Siapa? Bukankah perempuan hanya dirinya? Sedangkan Rahma sejak tadi tidak di wilayah pesantren karena pergi berdua dengan suaminya.
Gus Aznar terkejut, namun ekspresinya tidak berubah, masih datar. "Ada bukti?" tanya Gus Aznar takut itu hanya fitnah.
"Adek sama suami kakak ipar saksi mata," jawab Gus Azam.
Gus Aznar mengangguk. "Kita urus secara tertutup," ujar Gus Aznar.
"Tapi-"
"Nggak ada tapi-tapian, Azam," potong Gus Arez membuat Gus Azam hanya bisa pasrah.
"Bawa ke ndalem, biar abang yang bicara sama dia," pinta Gus Aznar.
"Di ndalem ada kakak ipar, nanti kalau kakak ipar lihat sama denger suara orang itu, terus keinget kejadian yang bikin dia trauma, gimana?" tanya Gus Azam.
Gus Aznar berpikir, benar juga. "Bawa ke ruangan yang ada di asrama putra," jawab Gus Aznar.
Diantara banyaknya kamar di asrama, ada beberapa juga ruangan tertutup hanya bisa dimasuki orang-orang tertentu saja.
Gus Azam mengangguk. "SEMUANYA BUBAR!" teriak Gus Azam agar para santri kembali ke aktivitas masing-masing.
"GUS! ITU SIAPA?!" tanya salah satu santri dengan berani menunjuk ke arah Rahma. Dia bisa disebut ketua santri pembuat onar, lebih parah dari Sania kelakuannya. Entah sudah berapa kali mencoba kabur dari pesantren, bagian keamanan mungkin sangat bosan selalu melihat kumpulan santri putra itu karena terus melakukan kesalahan.
Rahma yang mendengar teriakan sontak mengarahkan pandangan ke sumber suara.
Gus Aznar dengan cepat mengusap bagian mata Rahma. "Nunduk," pinta Gus Aznar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Santriwati Buta
Novela Juvenilلن تعرف معنى الائم حتى تعرف معنى الخسرة ❝Kau tidak akan tau artinya kesakitan sebelum tau artinya kehilangan.❞ Copyright© Bubulamoomin, 2022