16. Lambe Adek Sepedas Cabe

1.9K 141 5
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

HALOOOO, MARII LANJUTT

HALOOOO, MARII LANJUTT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

16. Rani Kepo

"Murung mulu, nggak seneng saya ada di sini, ya?" tanya Gus Aznar menatap Rahma dalam.

Rahma mengarahkan pandangannya ke Gus Aznar. Sejak tadi ia hanya berbaring tanpa mengeluarkan suara.

"Seneng kok, Gus," jawab Rahma seraya tersenyum tipis.

"Jika keberadaan saya membuat kamu sedih, saya akan meminta Arsya untuk menemani kamu di sini," ucap Gus Aznar.

"Ah, nggak Gus, jangan. Aku nggak mau ngerepotin Ning Arsya," jawab Rahma cepat.

"Tapi-"

"Hustt, kasep nggak boleh maksa-maksa istrinya." Rahma meletakkan jari telunjuk kanan di bibir Gus Aznar agar diam.

Gus Aznar tersenyum tipis, ia meraih tangan kecil istri nya itu.

"Kangen Ayah sama Bunda ..." lirih Rahma, tak disangka air mata turun dari sudut mata nya.

Gus Aznar ikut merasakan sedih melihat keadaan Rahma, ia pun tahu bagaimana rasanya merindukan sosok yang sangat berarti dalam kehidupan ini.

"Sayang," panggil Gus Aznar lembut sambil menghapus air mata Rahma dengan tangan kanan dan tangan kiri masih setia menggenggam tangan istri nya.

"Allah, Ayah, dan Bunda nggak pernah jauh, mereka selalu jaga kamu, saya hanya membantu sebagai perantara dari itu," ujar Gus Aznar.

"Kalau nggak ada Ayah sama Bunda ... hidup aku ke depannya mungkin nggak akan pernah bahagia, hampa." Rahma pelan sambil tersenyum kecut.

"Humairaku tahu? Habib Umar bin Sholeh Al-Hamid pernah berkata, 'Ketika kamu merasa tidak bahagia dengan hidupmu, ketahuilah, ada seseorang yang merasa bahagia hanya karena ada kamu." Gus Aznar tersenyum penuh arti.

Rahma menatap Gus Aznar. "Siapa?" tanyanya.

"Lelaki yang selalu ingin melihat senyum dari wanita yang berada di depannya ini,"  jawab Gus Aznar terkekeh kecil sambil mencubit pelan pipi Rahma.

Rahma nampak looding sampai akhirnya ia ikut terkekeh kecil. "Wanita yang menang dalam hal mencintai dan memiliki."

Gus Aznar tersenyum tipis mengingat perkataannya kala itu. "Tapi ada satu yang kurang dari dua pernyataan tadi," sambung Rahma.

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang