7. Modus di Supermarket

2.4K 194 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

***

07. Ya, Jauzati?

Rahma memeluk erat Ailin.

"Sekarang Ama sendiri, kenapa mereka jahat Lin, Ama Ama ...." Napas Rahma tersenggal- senggal menahan sesak.

Semua nya terlihat bingung, tapi tidak dengan Ailin yang terus mencoba menenangkan temannya ini.

"Ama.. Ama tenangin diri dulu ya?" Ailin mengusap bahu Rahma yang bergetar itu.

"Ma? Kamu? Kenapa nangis?" tanya Sania bingung.

"Heh kamu, jangan ditanyain dulu," sewot Hesti.

Selang beberapa menit Rahma sudah bisa tenang.

"Sekarang Ama bisa cerita?" tanya Ailin.

"Ama ...."

"Ama udah nggak bisa tinggal di sini ...."

"Ama besok udah pergi dari asrama ... dari pesantren ...."

"Ama balik deui ka Bandung." Senyum Rahma.

"Tapi bakal ke sini lagi kan?" tanya Sania yang langsung mengambil posisi duduk.

"Nggak San, Ama keluar dari pesantren," jawab Rahma dengan senyum manisnya.

"Jangan bilang ... kamu tadi ... dipanggil ke ndalem karena Abuya keluarin kamu dari pesantren?" tebak Rani.

"Sembarangan kamu, mana mungkin," bantah Hesti.

Rahma terkekeh. "Nggak kok Ran, Ama sendiri yang ambil keputusan ini."

"Besok pagi Ama udah pergi, jadi malam ini Ama beberes," ucap Rahma tersenyum.

Ailin hanya diam.

Perlu kalian tahu, Ailin adalah rumah ternyaman diantara mereka semua.

"PANGGILAN KEPADA AILIN STARLA AYYANA AGAR SEGERA PERGI KE NDALEM UNTUK MENEMUI IBU PEMIMPIN!"

"Nemuin Umi? Tumben Lin," ujar Hesti bingung.

"Gapapa Lin, temuin Umi aja." Mengerti dega kebingungan Ailin, Rahma melepaskan pelukannya.

***

"Assalamu'alaikum," salam Ailin dan Sania memasuki ndalem.

"Wa'alaikumussalam," jawab Umi.

Umi langsung menggandeng tangan Ailin menuju sofa.

Di sana ada Ning Arsya dan Gus Arez juga.

"Umi panggil Ailin?" tanya Ailin.

"Iya, Nak," jawab Umi Fatimah.

"Oh iya, siapa nama mu?" tanya Umi Fatimah menatap Sania.

"Sania, Umi," jawab Sania tersenyum.

Umi Fatimah mengangguk. "Silakan duduk, Nak," ujar Umi.

"Mmm, Umi— Sebenernya Sania mau nyuci pakaian sih hehehe, kalo lama ...."

"Boleh Sania tinggal? Nanti Sania jemput Ailin lagi" tak enak Sania, tapi mau bagaimana lagi? Cuciannya menumpuk di asrama.

"Begitu ya Nak? Tidak apa-apa, kamu kembali ke asrama saja."

Jodohku Santriwati Buta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang