Part 5

516 16 2
                                    

Pagi hari, Affandy melihat istrinya tidak ada di dalam rumah. Namun makanan sudah di sediakan oleh Hulya. Affandy mondar mandir mencari keberadaan istrinya. Dia berdecak kesal karena Hulya tidak ada di dalam rumah.

Setiap sudut ruangan sudah ia periksa, namun tidak ada tanda-tanda Hulya di sana.

"Hulya kemana sih. Pagi-pagi udah pergi. Gak pamit lagi." Kesal Affandy.

Affandy kembali ke kamarnya. Ia mengambil ponselnya berniat ingin menghubungi wanita itu.

"Arghhh."

"Nomornya gak ada lagi."

Akhirnya Affandy memutuskan untuk segera bersiap-siap pergi ke kantor. Tidak lupa juga ia memakan masakan dari istrinya.

[] [] []

Affandy sampai di kantor, sebelum ia masuk ke dalam. Seorang wanita tiba-tiba menghampiri dirinya. Tidak lain dan tidak bukan, wanita itu adalah mantannya yang sekarang sudah kembali menjalin hubungan terlarang.

"Sayang."

"Fany. Kamu ngapain ke sini?" tanya Affandy.

"Aku mau temenin kamu kerja."

"Sayang ... Bukannya aku gak mau di temenin sama kamu. Tapi kamu harus ingat. Aku udah nikah. Aku gak mau papa sama abang tau."

"Tapi aku kangen sama kamu."

"Gini deh. Kamu tunggu dulu di sekitaran kantor. Duduk di sana juga boleh," ucap Affandy menunjuk taman di seberang sana. "Nanti setelah aku selesai kerja. Kita makan siang bareng."

"Beneran ya sayang?" tanya Tiffany memastikan.

"Iya."

Tiffany sangat senang, ternya Affandy belum berubah. Laki-laki itu tetap romantis saja seperti dulu waktu mereka berhubungan.

[] [] []

Affandy masuk ke dalam. Tepat di lobi ia sudah berhadapan dengan seorang laki-laki. Gerald, laki-laki yang lebih tua dari Affandy menatap kearah luar. Ia memperhatikan wanita yang sudah berlalu pergi tersebut.

"Kamu ngobrol sama siapa?" tanyanya.

Affandy gugup. "Ngobrol. Andy baru datang, bang."

"Abang liat Andy. Kamu ngobrol sama perempuan," ucapnya. "Siapa dia?"

"Bukan siapa-siapa, bang."

"Bukan siapa-siapa. Tapi kenapa kalian ngobrol deket banget."

"Dari pada abang mikirin hal yang gak penting. Lebih baik kita kerja."

Affandy berlalu pergi setelah menepuk pundak saudaranya. Dia masih belum bisa jujur hal tersebut. Apalagi pernikahannya dengan Hulya baru beberapa hari berjalan.

[] [] []

Di lain tempat, seorang wanita berkerudung sangat senang karena dia mendapatkan pekerjaan sebagai waiters di salah satu restoran.

Hulya Anindita mendapatkan sebuah pekerjaan yang menurutnya itu cukup menarik dan tidak terlalu berat. Dia mencari pekerjaan untuk menghilangkan beban pikirannya tentang Affandy.

"Kapan kamu bisa bekerja?"

"Sekarang saya juga bisa."

"Baguslah. Tapi sebelum itu. Kamu harus aku serahin dulu sama bos," ucap Heli. "Biar bos tau kalau karyawan yang dibutuhkan di sini sudah ada."

"Bosnya udah datang?" tanya Hulya.

Heli menatap jam pada pergelangan tangannya. "Biasanya sih jam segini bos udah datang sebelum dia pergi ke kantornya."

Tetesan Air Mata SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang