Menjelang malam hari, untuk pertama kalinya Hulya merasa senang, malam ini dia diajak oleh Affandy pergi keluar. Hulya Anindita begitu sangat bahagia, dia berharap sekali jika ajakan Affandy akan membuat hubungan mereka semakin membaik.
Laki-laki itu sedang fokus menyetir mobil, namun ia malah jadi salah tingkah karena Hulya terus saja memandangi dirinya.
"Ngapain sih kamu liatin aku?" tanyanya yang tetap fokus menyetir.
"Makasih ya, Affan ... Aku seneng banget, kamu ajak aku keluar tanpa menyuruh aku memakai baju terbuka."
Affandy mengabaikan perkataan Hulya.
"Eummm ... Ngomong-ngomong kita mau kemana?"
"Kamu gak usah banyak tanya."
"Aku penasaran, Affan."
"Kamu diam aja, nanti kamu akan tau."
[] [] []
Mobil terus melaju melewati jalanan yang begitu ramai, sesekali Hulya mencuri-curi pandang terhadap suaminya. Berhentilah mereka disebut gedung bertingkat.
"Turun."
"Kita ngapain ke sini?"
"Ini apartemen Tiffany. Katanya dia mau ketemu sama kamu."
Hulya mengernyitkan dahinya, dia bingung sendiri karena selingkuhan suaminya meminta untuk bertemu.
"Aku gak mau. Kita pulang!"
"Turun Hulya."
"Gak ... Aku gak mau buat keributan di sini."
Affandy mencengkeram kuat lengan wanita itu.
"Sakit, Affan."
"Mau turun gak?"
"Lepas."
Affandy semakin menguatkan genggamannya. "Masih mau bertahan hm?"
"Iya, aku ikut."
Hulya Anindita tidak mau membuat Affandy semakin marah. Dia tidak tau apa yang akan dilakukan oleh kedua orang itu kepadanya. Saat ini Hulya hanya mengikuti perintah dari suaminya.
Perasaan wanita itu sungguh tidak enak, ketika mereka mulai memasuki gedung tersebut.
Sekarang Affandy dan Hulya sedang berdiri didepan pintu. Perlahan pintu terbuka lebar seakan tau kedatangan pasangan suami istri tersebut.
Tiffany tersenyum melihat Hulya. "Masuk."
"Affan." Hulya dengan ketakutannya menggenggam lengan pria itu.
"Masuk, Hulya. Jangan takut," ujar Tiffany.
Hulya lebih dulu dan diikuti oleh Affandy. Dia memperhatikan sekeliling ruangan tersebut. Terlihat begitu rapi, damai, dan tentram. Namun ketika melihat senyuman Tiffany membuat dirinya takut akan terjadi sesuatu.
"Hulya duduk ..."
Wanita berhijab itu menggeleng pelan.
"Affan, aku mau pulang."
"Duduk Hulya. Kenapa takut?"
"Affan ... Kalau kamu mau disini gak apa-apa. Tapi pulangkan aku."
"Hulya ... Aku gak ngapa-ngapain kamu kok. Takut banget," ujar Tiffany.
"Hulya ... Kamu bisa duduk gak. Jangan pegang-pegang." Gumam Affandy.
"Aku mau pulang."
"Duduk!" Tatapan mata Affandy begitu tajam membuat Hulya langsung duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Air Mata Surga
Spiritual"Affan, aku mau nafkah batin," pinta Hulya. "Kalau kamu mau nafkah batin. Aku bisa mencarikan pekerjaan buat kamu sebagai PSK, biar kamu bisa merasakannya." Pernikahan mendadak tanpa adanya pertemuan terlebih dahulu membuat kekacauan tersendiri dala...