Part 24

324 14 0
                                    

Kegiatan begitu padat membuat Affandy sangat sibuk di kantor. Walaupun begitu, dia tetap akan meluangkan waktunya untuk sang kekasih.

Seperti hari ini, Affandy berkesempatan untuk membawa Tiffany masuk ke dalam kantor tersebut dikarenakan abang dan orangtuanya tidak ada di sana.

Hari ini Affandy Narendra memberanikan diri untuk menyuruh kekasihnya datang ke kantor. Dengan penuh semangat Tiffany pasti datang, karena itu adalah sesuatu yang ia inginkan sekali.

"Sayang ..."

"Tiffany."

Wanita itu masuk ke dalam ruangan tanpa mengunci pintu terlebih dahulu. Affandy dan Tiffany saling berpelukan satu sama lain. Namun tiba-tiba terdengar suara benda jatuh, saat keduanya menoleh kearah tersebut. Terlihat seorang wanita cantik berpakaian rapi sudah berdiri di ambang pintu.

"Maaf, pak. Saya tidak sengaja."

Wanita itu langsung mengambil berkas-berkas tersebut dan menyerahkannya di atas meja kerja Affandy. Tanpa berlama-lama lagi ia pun pergi.

"Tunggu!"

Langkahnya terhenti ketika suara Affandy terdengar.

"Lain kali ketuk pintu dulu."

Tanpa menoleh lagi wanita itu segera keluar dari dalam sana. Dia pun sedikit bingung karena yang ia tau Affandy sudah menikah, namun malah memasukan wanita lain ke dalam ruangannya.

"Tumben aku boleh main ke sini?" tanya Tiffany.

"Papi sama abang lagi ada urusan."

"Kapan sih kamu mau bilang ke mereka kalau kita udah balikan lagi."

"Sabar sayang ... Aku juga lagi usaha."

"Usaha apa? Gak ada pergerakan sama sekali," ujar Tiffany. "Kalau kamu gak mau bertindak. Biar aku aja yang bilang sama mereka."

"Jangan dong."

Affandy semakin mendekati kekasihnya itu, ia menampilkan senyuman manisnya berharap membujuk Tiffany supaya tidak marah kepadanya.

Tiffany ikut tersenyum menatap pria itu, perlahan wajahnya semakin mendekat kearah Affandy Narendra. Namun laki-laki itu segera menghindari wajah perempuan itu.

"Kenapa?"

"Jangan Tiffany. Aku akan melakukan itu ketika kita udah nikah."

"Apa salahnya, Andy. Sama aja kan, aku juga gak apa-apa kalau kita melakukannya."

Kembali wanita itu mendekati Affandy, dan reaksi darinya masih sama saja. Namun Tiffany tidak tinggal diam, ia pun menangkup wajah Affandy karena sudah terlalu kesal dengan pria itu.

Ceklek!

Pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita berkerudung sedang memandang kearah mereka.

"Hulya ...," lirih Affandy.

Hulya Anindita terdiam, namun hanya sejenak. Wanita berkerudung itu mendekati meja kerja Affandy. Dia meletakkan sesuatu di sana.

"Ini kue dari mami. Dia gak sempet datang makanya mami suruh aku datang."

"Aku minta maaf karena keluar tanpa izin kamu."

Hulya berbicara tanpa melihat wajah suaminya.

"Aku pulang dulu."

"Tunggu."

Langkah Hulya terhenti.

"Kamu sama siapa ke sini?" tanya Affandy.

"Bukan urusan kamu ... Aku bukan siapa-siapa kamu kan. Jadi kamu gak perlu tau semuanya tentang aku."

Tiffany tersenyum mendengar jawaban Hulya, dia berharap jika wanita itu segera melepaskan Affandy kepadanya.

Tetesan Air Mata SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang