Part 26

611 19 1
                                    

Pagi telah tiba, pasangan suami istri itu tidur bersama. Begitu pun dengan Hulya, ia sangat terlelap akibat pusing yang ia rasakan karena reaksi dari minuman tersebut.

Hulya akhirnya terbangun juga, ia merasakan berat pada perutnya karena ulah tangan Affandy yang merangkul pinggangnya. Hembusan nafas pria itu juga terasa tepat di leher jenjangnya.

"Affan."

Hulya mencoba untuk menyingkirkan tangan pria itu. Namun tenaganya masih belum pulih juga.

"Affan, bangun."

Perlahan pria itu terbangun, namun ia masih pada posisinya.

"Kenapa hm?" tanyanya yang masih memeluk Hulya.

"Kamu ngapain sih. Gak pakai baju lagi."

"Tadi malam gerah banget. Apalagi aku harus gendong kamu karena kamu mabuk."

"Aku mabuk?"

"Iya ... Bandel sih, udah dibilang jangan ikut tetap maksa juga."

"Awas dulu."

"Kenapa?" tanyan Affandy. "Bukannya ini yang kamu mau."

"Aku gak mau. Jangan peluk aku."

Bukannya melonggarkan, Affandy malah mengeratkan pelukannya.

"Gak usah nolak. Ini kan yang kamu mau dari aku."

"Affan ... Masih pagi tau, jangan aneh-aneh. Aku juga capek."

"Kan cuma peluk."

Suara ponsel Affandy terdengar, tangannya terulur untuk mengambil benda pipih tersebut.

"Siapa?" tanya Hulya ketika Affandy kembali meletakkan ponsel itu.

"Bukan siapa-siapa."

"Pergi aja. Mungkin Tiffany memang mau ketemu sama kamu."

"Kamu tau dari mana yang nelpon aku Tiffany?"

"Siapa lagi yang nelpon kamu pagi-pagi gini kalau bukan dia."

Affandy menghembuskan nafasnya hingga membuat Hulya merasa geli. Wanita itu mengusap lehernya dan sedikit menjauh diri dari suaminya.

"Kok menghindar?"

"Awas, ah ... Kalau kamu mau pergi silahkan. Aku gak akan larang lagi."

"Kenapa?"

"Aku capek. Kepala ku sakit."

Affandy kembali mengeratkan pelukannya.

"Jangan, Affan."

"Aku mau pagi ini."

Hulya langsung memberikan tatap sinis kepada pria itu. Affandy iseng semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Hulya.

"Affan, iiih."

"Hahaha ..."

"Tumben kamu kesel. Bukannya ini yang kamu mau?"

"Affan ... Aku gak bercanda, setelah kejadian semalam aku semakin yakin kalau kamu memang gak pernah cinta sama aku," ucap Hulya. "Kamu membiarkan istri kamu dikelilingi pria lain. Kamu benar-benar jahat."

Hulya menggeser tubuh pria itu, Affandy terdiam ketika wanita tersebut berlalu pergi.

"Hulya ... Aku gak mau dia marah, cuma aku yang boleh marah."

[] [] []

Jam menunjukkan pukul setengah delapan, Affandy senyum-senyum kepada wanita itu ketika Hulya sedang menyiapkan makanan.

Tetesan Air Mata SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang