pagi yang cerah ini di awali Aleta dengan sarapan pagi yang di buat bundanya sepenuh hati
keluarga itu sedang sibuk dengan makanannya masing-masing, namun suara Aleta berhasil memecah keheningan yang melanda
" Ayah bunda" panggil Aleta bersuara pelan agar tidak menganggu kedua orang tua yang sedang menikmati nikmat dari tuhan
" iya " jawab Dianda menatap Aleta
berbeda dengan Adam yang langsung menatap Aleta tanpa menjawab
" harus banget Aleta nikah sama Alvaro?" tanya Aleta berusaha menghilangkan rasa takut untuk menanyakan pertanyaan itu
" iya karena itu sudah menjadi perjanjian kami dari dulu" jawab Adam dengan senyum samar di ujung bibirnya
dan Dianda hanya menganggukan kepalanya menyetujui apa yang suaminya katakan
"yah Aleta ga mau " Aleta kali ini bersuara cukup tegas
" apa yang membuatmu ragu Aleta?" Tanya Adam berhenti memotong ikan di piringnya dengan menatap putrinya itu dengan tatapan intens
"bukan ragu tapi emang ga mau dan bukannya sudah aku batalin sejak malam itu " Aleta juga sudah tidak fokus pada makananya
Dianda yang merasa sebentar lagi akan terjadi keributan di meja makan ini pun membuka suaranya
" Aleta bunda mohon kamu jangan banyak tanya dulu ya sayang" Dianda berusaha menenangkan Aleta
"aku ga bisa diam terus bun! Aleta cape ikut maunya kalian terus tanpa mikirin perasaan Aleta , kalian tega bohongin Aleta" racau Aleta sedikit meninggikan satu oktaf nada bicaranya, biarlah kali ini dia membantah kedua orang tuanya
" Aleta bukan maksud kita buat bohongin kamu nak, tapi di sini ayah hanya menjalankan amanah kakekmu" jelas Adam yang masih menahan agar tidak membentak anaknya itu
" amanah apa itu ayah"
" sebelum kakekmu meninggal ketika kamu berumur 8 tahun pada saat itu kakekmu dan kakek Alvaro membuat perjanjian untuk menjodohkan cucunya kelak,Ayah hanya ingin mewujudkan impian kakekmu itu nak" ujar Adam yang sudah menegakkan badannya
"kakek udah meninggal yah, berarti udah ga usah ada lagi perjodohan ini" seru Aleta dengan suara tegasnya yang cukup mengguncang kedua orang tuanya itu
" Aleta ayah mohon kamu jangan kekanak-kanakkan seperti ini nak" Adam masih menahan gejolak amarah di dalam dirinya berusaha melembutkan suaranya agar putrinya tidak merasa di bentak olehnya
" Aleta sudah ya nak" Dianda berjalan kearah putrinya mengusap punggung Aleta penuh sayang
" Alvaro juga sudah berubah ,dia juga sudah berjanji pada ayah untuk menjagamu semampu yang dia bisa nak" ucap ayah Aleta
Aleta diam meletakkan kembali sendok ke piring lalu mengambil tas yang sempat dia taruh di kursi yang berada di sampingnya.menatap orangtuanya sebentar untuk memberi salam,ingat semarah apapun Aleta dia tidak bisa jika tidak pamit kepada orangtuanya
" Aleta pamit ,assalamualaikum"
"waalaikumssalam" jawab kedua orang tua Aleta.
meraka menghembuskan napasnya pelan ketika melihat Aleta seperti itu,sudah di pastikan anak itu pasti akan mendiami mereka.
pergi tanpa menghabiskan sarapannya bahkan baru dua sendok gadis itu memakan sarapannya
Dianda akhirnya mengambil ponselnya yang dia letakkan di atas meja ,mencari kontak seseorang lalu dia tersenyum ketika panggilannya di terima
KAMU SEDANG MEMBACA
What Gue Antagonis!!(Slow Update)
Teen Fiction"Kenapa? Aleta lo buly Cindi haa!!" "Karna gue ga suka liat lo peduli ama dia" "Wajar gue peduli sama dia bangsat" "Karena dia pacar gue!!" " terus lo anggap gue apa ? Al" Tanya Aleta dengan sesegukan. "Lo cuman cewe pengganggu ,murahan ,dan Tukan...