Bagian-33

361 28 1
                                    

Sebelum baca tekan vote dulu yah para silent readers..



Happy Reading.




"arrrkkhh" Attayah berteriak kencang di dalam kamarnya yang kini sudah berantakan.

kaca meja rias yang pecah, ranjang yang sudah tak menentu bentuknya, bantal yang berserakan di lantai dan gelas yang biasanya berdiri kokoh di atas nakas pun ikut di banting oleh gadis itu sehingga kini hancur berkeping keping di lantai.

"dasar jalang..... berani sekali dia merebut Vino dariku"mata gadis itu menajam menunjukkan aura permusuhan yang sangat kental.

"hahaha"tertawa renyah sambil mengambil kepingan gelas kaca tadi lalu menggoreskan dengan dalam pada lengannya.

"dengan ini Vino pasti lemah"bukannya kesakitan,gadis itu malah tersenyum miring.

Lalu melangkah menginjak kepingan kepingan gelas kaca itu, sehingga kini telapak kakinya mulai terlihat mengeluarkan cairan pekat berwarna merah yang begitu banyak.

"selamat hancur Aleta"tepat pada kata terakhir gadis itu meluruh kelantai dan dengan mata yang sudah terpejam.

Lalu setelah sejam dan pada waktu makan malam barulah ada yang memasuki ruangan yang sudah seperti gudang itu.

"astaga Attayah"seorang wanita paruh baya terpekik kala memasuki kamar sang putri.

"bertahan sayang"wanita paruh baya itu menahan air matanya,dengan cepat merogoh sakunya untuk mengambil handphonenya.

"Nirina hiks...hiks.... Attayah"bahkan untuk menyelesaikan ucapannya pun dirinya tak mampu.

"ada apa?hey coba jelaskan dengan tenang Sarah"Nirina juga panik tapi tak ingin menambah kepanikan sahabatnya ini.

"Attayah kembali kambuh hiks"

"baiklah jangan panik,aku akan segera ke sana"

"bawa juga Vino,hanya dia obatnya"Sarah berucap lirih, bermohon demi putrinya.

Namun suara di balik ponsel itu kini tak terdengar,tetapi beberapa detik kemudian baru menjawab.

"baiklah"setelah mengucapkan itu Nirina langsung mematikan sambungan telepon dengan sepihak.

Nirina memijit dahinya sambil menghembuskan nafasnya.

"Mas bagaimana ini? apakah Vino mau?"wanita paruh baya itu menatap suaminya yang juga terlihat berpikir.

"kita coba saja dulu,aku akan membujuknya"Rian magaswara.

"semoga dia mau,hanya kali ini saja,tidak ada lain kali untuk Attayah"Nirina memang tak terlalu menyukai Attayah sedari dulu,namun apa boleh buat. dirinya baik kepada anak itu hanya karena dia bersahabat baik dengan ibunya,Sarah.

"Vino,sini nak"Rian memanggil anak semata wayangnya yang baru saja masuk, sepertinya baru pulang dari ekskulnya.

Vino yang di panggil pun mulai berjalan ke arah orang tua nya yang saat ini sedang berada di ruang tamu.

"kenapa Pi"Vino mendaratkan bokongnya pada sofa single yang berada tepat di hadapan papinya.

"nak mau bantu papi kali ini?"pria paruh baya itu menatap lekat sang anak yang sudah menatap bingung padanya.

"bantuan?"dahi lelaki itu mengkerut pertanda dirinya bingung.pasalnya papinya tak biasa meminta bantuannya.

"Attayah, kembali kambuh, ibunya,tadi baru saja menelpon dan dia menyuruh kamu untuk datang"ucap Rian tak enak,karena wajah sang anak kini terlihat sedang menahan amarah setelah mendengar penuturannya.

"RSJ bukan Vino"lelaki itu menjawab dengan tenang,berusaha menahan amarahnya.

"Vino...maaf sayang,kali ini aja, lukanya sangat parah"Nirina berjalan mendekati Vino,mengelus lengan sang anak.

"baiklah"Vino tak bisa menolak jika wanita paruh baya yang melahirkannya sudah memohon.

"hanya hari ini sayang,tak ada lain kali mami janji"Nirina memeluk putranya dengan penuh kasih sayang. yang juga di balas oleh Vino tak kalah erat.

"oh papi di lupain"keduanya kompak menoleh pada sang kepala rumah tangga yang sudah cemberut menatap mereka.

keduanya kompak tertawa.
"sini Pi"Vino terkekeh,dasar pencemburu.

lantas Rian mendekat lalu membawa dua kesayangannya dalam pelukan.

terlihat hangat dan romantis bukan keluarga ini.Acha jadi iri deh.

....................
"suapin Vino"pinta gadis yang terlihat pucat itu dengan nada yang manja.

Vino yang duduk di kursi samping brankar itu mendengus, menetralkan rasa ingin mencekik gadis sakit jiwa di depannya ini.

"makasih"Attayah tersenyum kala menerima suapan dari Vino.

"aaa mau lagi Vino"Attayah kembali membuka mulutnya,tak sabar menunggu suapan itu.

drtttt..drttt..drtt

suara ponsel yang berbunyi di balik saku celana Vino,lantas menghentikan lelaki itu menyuapi Attayah.

"iya sayang"belum juga suara di seberang sana menyahut malah Lelaki itu yang deluan bersuara.Dasar Vino bin bucin.

"bosen aja,pengen denger suara kamu"

"belum ngantuk hm?"Vino tersenyum mendengar suara gadisnya.

"belum,ga tahu kenapa mataku tuh melek terus, katanya sih, harus denger suara kamu dulu baru dia merem"Aleta berceloteh di seberang sana.

Vino lantas terkekeh, gadisnya sangat cerewet,tapi dirinya suka.Andaikan dekat pasti dia bisa melihat langsung ekspresi gadis aktif itu ketika bercerita.

"mau di nyanyiin sayang?"suara deep dan sedikit serak itu mampu membuat Aleta berguling guling di seberang sana.

"mau mau mau"Aleta berseru dengan semangat empat limanya,ah kekasihnya sangat peka.

sementara Attayah kini sudah memutar bola matanya malas, tangannya bahkan kini menggenggam erat besi brankar,guna menyalurkan amarahnya.

"Vino aku masih laper"dengan tak tau malunya gadis itu berteriak agar Aleta mendengarnya.

"perempuan? sayang kamu di mana?"tak ada nada kemarahan dari ucapan Aleta.dirinya tak mau salah paham.

"Rumah sakit sayang, Attayah sakit jiwa"
........................







Apakabar kalian?

uhuy kita up tipis tipis dulu yah.

Sengaja pendek hehehe,maafin yah, aku masih kesel sama yang silent readers.

jangan lupa vote yah kalian!!

maksa nih vote pokoknya!!

Babay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Gue Antagonis!!(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang