#SUAMI_KECIL
#PART3***
Agra membawa Arleta ke arah garasi, mengambil sepedanya yang terparkir nyaman bersama deretan mobil mewah.
"Naik!"
"Hah?" Agra berdecak kesal saat Arleta hanya diam sambil melongo.
"Naik, Tata ...." pinta Agra yang sudah mulai kesal.
Arleta menggaruk pipinya bingung, "gue, naik di situ?" tanyanya.
"Iya! Ish, buru!"
Dengan kaku, Arleta menginjak stan kaki yang berada di belakang. Lalu memegang pundak Agra hati-hati. "Cil, Lo serius nih. Nggak jatoh'kan?" Gadis itu ngeri sendiri saat Agra menjalankan sepedanya meninggalkan pekarangan rumah.
"Nggak Ta, mangkanya pegangan. Kita mau cari makan loh ini!"
"Lo punya duit? Gue makannya banyak loh!" Arleta memiringkan kepalanya di samping wajah Agra. Melihat wajah tenang suami kecilnya itu, membuat ia mendengus.
Setelah beberapa saat hening, Agra yang hanya fokus dengan goesan sepedanya. Dan Arleta yang memikirkan sesuatu yang ambigu baginya.
"Agra?" panggil Arleta. Tumben sekali dengan nama. Gadis itu menaruh dagunya di atas kepala Agra. Mencium aroma rambut cowok kecil itu membuatnya tersenyum.
"Hmm ... apa Tata?"
"Lo ngerasa nggak?" tanya Arleta dengan nada serius. Agra sampai menekankan laju sepedanya.
"Apa?!"
"Lo ngerasa nggak, kalau kita mirip Joko sama Wulan di sinetron DJS. Cuma bedanya, Lo sebagai Joko, gue sebagai tantenya Joko." Galak tawa Arleta menggelegar. Pemikiran bahwa Agra masih kecil, membuatnya lebih mudah berkomunikasi dengan cowok itu. Tidak ada rasa canggung atau malu-malu.
Asyik tertawa, Arleta tidak sadar kalau suami kecilnya itu merasa kesal. Umurnya yang membuat Arleta sepertitidak bisa sedikit menghargai perasaannya.
Kenapa aku lahir di 2005 sih? Itu yang ada di pikirannya.
Agra menepikan sepedanya. Setelah merasa Arleta sudah turun, ia juga menuruni sepedanya. Lalu tanpa menunggu gadis itu, ia berjalan meninggalkannya.
"Woy Cil! Kok Lo ngambek sih ... tungguin Kakak dong Sayang." dengan nada centilnya, Arleta mengejar Agra yang sudah mulai menjauh.
Untung saja saat itu malam minggu, jadi banyak pemuda-pemudi yang sedang Asyik pacaran.
"Cepetan!"
***
Di tempat yang berada, 3 orang cowok berparas tampan terkejut mendengar penjelasan Arumi dan Dewa. Mamah dan Papah mereka.
"Mah ... ini serius?" tanya Koan Kholbi Dewana. Atau kerap disapa Koko. Entah untuk ke berapa kalinya ia bertanya. Pemuda itu adalah putra ketiga dari keluarga Dewana.
"Masa Aga duluan nikah Mah. Harusnya Arel yang jadi suaminya tu Harim!" timpal Arel. Arelio Ashar Dewana. Putra kedua. Dia seperti mau gila saat memikirkan bagaimana adik bungsunya yang masih SMP sudah menggandeng istri.
"Rebut aja!" penuturan itu berasal dari pemuda tampan dengan wajah sangar dan tatapan tajam. Dia adalah, Antonio Wira Dewana. Kerap dipanggil Wira atau Bang Wira.
"Cangkemmu Bang! Itu istri adek kita loh," nasehat Koko. "Tapi bagus juga idenya!" sambungnya.
"Gue mau kenalan, ah. Kali aja, gue bisa jadi Kakak ipar yang baik untuk dia. Meuni guelis pisan ... Babang kan jadi pengen kawin."
"Nikah, Bego!"
"ASTAGFIRULLAH ... lupa."
***
Setelah beberapa saat, Arleta pulang dengan wajah kesal. Bagaimana tidak, Agra mengajaknya makan bakso di pinggir jalan tapi mau bayar lewat transfer. Di pikir ini mall kali. Anak Sultan emang meresahkan.
"Tata ... maaf yah," bujuk Agra sambil menarik ujung belakang baju Arleta. Bukan menjawab, gadis itu menaiki tangga rumah dengan kaki dihentakkan.
Cklek. Saat Arleta membuka knop pintu terpampang jelas 3 wajah pemuda tampan yang sedang duduk lesehan di karpet.
"Kalian ngapain di sini?" tanya Agra dengan suara dingin. Arleta sampai menatap kagum suaminya yang terlihat berbeda jika bersamanya. Wajah imut itu menampakkan gurat menyeramkan.
"Kita juga mau kenalan sama Queen Adek Ipar," jawab Arel dengan kesal.
"Iya Cil! Kita juga berhak tau, siapa nama cewek yang satu ini," timpal Koko.
Agra yang mendengar penuturan itu berdecak kesal. "Keluar!" usir Agra. Wajahnya terlihat datar, Arleta yang melihat itu tertegun.
"Gila ... suami gue sangar ternyata." batin Arleta .
"Kamu berani ngusir Abang?" Suara itu berasal dari Wira. Pemuda itu menatap tajam adik bungsunya. "Mau, kalau Abang rebut dia?" tanyanya menantang.
"Aku bunuh!" jawab Agra dengan sorot mata tajam menatap kakak tertuanya.
Arleta tertegun melihat itu, tangan Agra yang sedari memegang bajunya ia tarik dan menggenggamnya.
"Kok gue ngerasa jadi rebutan, yak."
BERSAMBUNG.
Aaaa!!! Siapa yang pengen nikah? Skuy!
Note: Jejak merupakan sebuah motivasi loh. ☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kecil | Completed |
Teen Fiction"Pak, Bapak ini salah paham! Saya sama anak ini tidak berbuat aneh-aneh. Lagian mana mau saya sama anak SMP." Seorang gadis cantik berseragam SMA sedang meronta, saat itu ia sedang diseret para warga karena tidur di pos ronda bersama seorang cowok...